Science mulai menampakkan realita secara apa adanya.
Semakin akan dinampakkan bahwa Kekuasaan Tuhan sedemikian luar biasa, sampai pada satu titik yang nanti akan terbukti bahwa gravitasi adalah kehendak kesadaran-Nya, bahwa segala ciptaan-Nya adalah bagian dari kesadaran kecil, dan kesadaran kecil adalah bagian dari Kesadaran Besar (Tuhan).
Itu sebabnya, jika Tuhan Berkehendak cukup Menyadari sesuatu maka terjadilah sesuatu itu.
Kita adalah jagad kecil
-----
Pemahaman ini bersifat personal, jika kedalamannya sulit dipahami , tinggalkan, ini sekedar berbagi.
Kemendasarannya melampaui apa yang kita alami sekarang.
Sebenarnya masing-masing dari kita memiliki alam semestanya sendiri.
Saya memiliki alam semesta, anda memilik alam semesta. Masing-masing memiliki alam semestanya sendiri.
Tetapi kita berada dalam satu wadah. Ini adalah ilusi. Sebenarnya bahwa kita tidak benar-benar bertemu, walau berdekatan dan saling sapa.
1000 manusia — 1000 semesta
Jika ada 1000 manusia, maka ada 1000 alam semesta juga. Untuk memudahkan, saya menggunakan ilustrasi.
Bayangkan masing-masing dari kita adalah kesadaran atau sedang tertidur. Kita saling terhubung. Dan ketika saya bertemu anda, sebenarnya anda tidak ada di depan saya. Anda entah dimana, dan saya juga entah dimana. Hanya saja, apa yang saya lihat adalah gambaran objek yang diletakkan di kesadaran saya. Objek sesungguhnya tidak berada di depan saya (hanya proyeksi).
Proyeksi Diri
Ketika kita saling berhadapan, yang terjadi adalah bahwa bentuk dan gerak diri anda diproyeksikan ke kesadaran saya, juga bentuk dan diri saya diproyeksikan ke diri anda, sehingga masing-masing dari kita seolah terjadi interaksi.
Sensasi Sentuhan
Interaksi juga semakin nyata dengan adanya sensasi yang dimunculkan di kesadaran kita. Jadi ketika kita saling bersentuhan, maka ketika masing-masing bentuk+gerak diri kita di proyeksikan ke masing-masing kesadaran kita, dan saat proyeksi diri kita mensimulasikan sentuhan, maka sensasi sentuhan terbentuk.
Berbagai sensasi sentuhan telah ada pada kesadaran kita, tetapi sensasi yang sesuai manakah yang harus dimunculkan, diatur di pemrograman yang pemicunya diletakkan di alam lain yang meliputi yaitu bawah sadar.
Jenis sensasi sudah terprogram secara konsisten, sehingga simulasi proyeksi memukul besi, akan memberikan sensasi suara yang berbeda.
Ini berarti saya dan anda tidak pernah bepergian kemanapun untuk saling bertemu. Masing-masing dari kita berada di tempatnya masing-masing, dan proyeksi keadaan diri kita masing-masinglah yang mensimulasikan perjalanan.
Lalu bagaimana dengan matahari, bulan & bintang? Apakah memiliki alam semestanya sendiri? Tidak! Segala yang tidak berkesadaran terletak di kesadaran diri kita sendiri. Jadi matahari, bulan & bintang, terletak di diri kita sendiri.
Ilustrasi:
Bayangkan ada air yang luas.
- Ada banyak bola es terapung, masing-masing bola es adalah diri kita
- Di tengah bola es , keadaan agak mencair yang kita sebut kesadaran
- Perubahan kekentalan cairan ditengah bola-lah yang menampakkan/menentukan perubahan keadaan di alam semesta secara serempak.
Ilustrasi lain:
Ini seperti file gambar .jpeg, yang berisi kode-kode ASCII yang dapat dikonversi ke deretan angka biner (0–1), dan deretan angka biner dapat diartikan sebagai nilai desimal tertentu.
- File gambar adalah diri kita sendiri,
- Gambar di dalamnya adalah isi alam semesta.
- Keadaan gambar tertentu adalah suatu angka desimal tertentu.
- Perubahan yang paling mendasar (kesadaran) adalah perubahan dari suatu nilai desimal tertentu ke nilai desimal lain. Merubah ke nilai desimal tertentu, sama saja seperti merubah secara serempak di seluruh bagian gambar menjadi komposisi gambar yang berbeda (beda urutan biner — beda ASCI)
- Perubahan komposisi gambar (alam semesta) terjadi secara serempak — menyeluruh (lebih cepat dari kedipan mata) dalam satu kedipan, satu waktu (tidak ada: lebih lambat disini dan lebih cepat disana)
Masing-masing dari kita adalah tempat bagi alam semesta kecil, dan masing-masing dari kita memiliki mataharinya sendiri-sendiri.
Semuanya (keberadaan) telah ada di diri kita sendiri