Banyak motivator berkata "ayo serahkan dirimu pada Tuhan". "Surrender". Atau bahasa kerennya "letting go", Lepaskan semua prasangka, serahkan kepada-Nya yg tahu apa yg terbaik. Jangan pakai versimu. Pakai versi-Nya.
Semakin ngotot ngikuti versimu, maka semakin sulit diperoleh. Atau kalaupun bisa diperoleh maka yg kita dapat kelak akan mengecewakan atau jika tak mengecewakan, maka tidak optimal atau jika tak mengecewakan & tak optimal tetapi kelak mudah rapuh. Pandai-pandainya kita mengatur agar tidak terkena beban berat.
Begitulah saran dari motivator. Pasrah, pasrah, pasrah. Imbangi dengan kepasrahan, menyerahlah, "surrender", "letting go" (biarkan Tuhan yg pilih)
Ya semudah itu ya❓Tetapi gagal paham❓Ya❗️Anda benar.❗️
Bagaimana menerapkan kepasrahan❓Oh iya, bukan berpangku tangan tak mengerjakan apapun tetapi pasrah kepada keputusan yg dianggap terbaik dari-Nya.
Jadi pasrahnya ketika berjuang adalah ...
- 1⃣ ... semakin berjuang dengan❓ Ya, BERJUANG DENGAN BERBAIK SANGKA KEPADANYA❗️
- 2⃣ Syukuri di hampir setiap kejadian yg tak mengenakkan. Syukuri di hampir setiap kejadian yg dianggap mengecewakan
Point ke satu meskipun jarang yg paham, tetapi begitu dipahami bisa diterima, meskipun gagal di point ke-2
Point ke-2❓Justru di sinilah banyak yg gagal tak gagal paham tetapi gagal aksi. Dimananya❓
- 👉 Ya karena selama 24 jam harus lebih banyak bersyukurnya. Nalarnya❓
Begini. Sebenarnya kehendak-Nya tak bisa ditolak. Itu dulu yg perlu disadari. Ibaratnya begini. Rencana Allah pasti yg terbaik. Masalahnya terkadang ada rencananya yg berat diterima.
Anggaplah anda berdalih bahwa ada proses kehidupan yg masuk kategori pelanggaran atau berdampak kecerobohan. Bukan berarti menolak, tetapi justru bagian dari kepatuhan. Begitu alasannya. Okelah anggap seperti itu. JIKA ANDA TAK BERBOHONG (kalaupun berbohong ke orang tetapi Allah tentu Mengetahui), maka selamatlah dari hukuman Tuhan. Dianggap lulus, bukan alasan malas atau alasan lainnya.
Masalahnya, ketika ada saatnya anda TAK BISA MENGHINDAR DAN SITUASINYA JUGA AMAN, TAK PARAH. Tetapi anda menghindar. Nah di sini dianggap tak lulus.
Atau anggaplah anda menerima dengan kesabaran semua beban yg tak bisa dihindari, TE-TA-PI, anda berburuk sangka. "Ga masalah apes dikit", "gapapa kena hambatan" , "tak masalah susah sedikit" dan seterusnya. Di sini masuk kategori tidak bersyukur tetapi bisa disebut bersabar. Hasilnya❓Tentu balasan amal kebaikan dari-Nya. Tetapi perubahan dari-Nya❓Tak secepat yg kita kira, bahkan bisa saja sabar dalam penderitaan terus.
GA MASALAH JIKA SABAR DALAM UJIAN, SELAMA TIDAK MENGANGGAP SABAR DALAM DERITA.
- 👉 Atau berkata ke orang lain "kita harus sabar dalam derita", tetapi dalam hati maksudnya sabar dalam ujian (meski berarti menasehati setengah kebaikan ke orang lain, tetapi masih lebih baik dari pada mengajak berkeluh kesah)
DAN KEPASRAHAN DALAM BERJUANG DI SINI MAKSUDNYA "Bersyukur Hampir 24 Jam Setiap Hari"
- 👉 Ini akan secara perlahan mengurangi ujiannya dan segera berganti dengan yg lebih baik
- ⭕ Jika tak bisa mensyukuri beban yg tak bisa dihindari, maka dianggap tak lulus, dan kalaupun kita merasa bisa menghindar, akan diberi ujian lainnya. Begitu terus
Kalau bahasa sederhananya yg mudah dirasakan, ibaratnya begini "terima bebanmu, supaya segera terlewati lulus jadi ga perlu diuji ulang yg bisa jadi lebih berat". Mengapa? Bisa jadi pindah jalurnya lebih macet.