Apakah ADA ITU❓ — Al Quran

Seremonia
3 min readMar 2, 2024

--

Photo by Marcos Ramírez on Unsplash

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 24)

📌 Namun melalui ayat ini, pemahaman umum, ditarik oleh-Nya ke level kuantum atau lebih mendasar lagi

DIA MAMPU MENGUBAH KEADAAN "ADA"NYA SESUATU, sehingga "adanya sesuatu berubah karena keadaan "adanya" itu sendiri memang berubah.

Dia membatasi antara manusia & hatinya. Sedangkan membatasi tak berarti melenyapkan dari pandangan (QS. Al-An’am 6: Ayat 125), melainkan menyempitkan juga masuk kategori membatasi

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"... Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 46)

📌 Hatinya (yang di dada) buta tak mampu mempersepsi (tak mampu menyadari)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"... dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 24)

📌 DIA yang membatasi antara manusia & (salah satu fungsi) hati (kemampuan mempersepsinya)

Ini berarti ketika Dia membatasi persepsi hati kita, maka butalah hati kita dan menjadi tak nampaklah kebenaran.

Jadi tak nampaknya "adanya" kebenaran adalah karena Allah membatasi persepsi hatinya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 125)

📌 Dan "membatasi" dapat terjadi melalui menyempitkan atau melapangkan hati yang di dada

SEHINGGA ...

📌 Hati (yang di dada) yang mampu mempersepsi atau tak mampu mempersepsi (buta mata hatinya) QS. Al-Hajj 22: Ayat 46)

📌 Kemampuan hati mempersepsi dapat sedemikian buta atau dipersempit (sesak di dada) QS. Al-An'am 6: Ayat 125

📌 Sempitnya hati karena tak mampu mempersepsi hidayah QS. Al-An'am 6: Ayat 125

〰〰〰

DIA MEMBATASI ANTARA MANUSIA & HATI. DIA MEMBATASI PERSEPSI HATI. (QS. Al-Anfal 8: Ayat 24)

DIA MELAMPAUI "ADA"

Jadi dari sudut pandang kemutlakan, DIA yang membatasi persepsi kita. Dari sudut pandang relatif (sains - empirik) "ada yang mengubah persepsi"

  • 👉 "ada yang mengubah persepsi kita"

Ini mengajarkan nalar lebih dalam lagi, bahwa karena Allah berkata "hati yang buta", maka "adanya sesuatu (hidayah)" tetap tak berubah, namun perubahan di diri kita yang membuat "yang ada (hidayah) seolah berubah"

✅ Kebenaran mutlak itu tak berubah, tetapi perubahan (menyempitnya) hati kita yang membuat tak dipersepsinya kebenaran.

Lebih dalam lagi, Allah mengajarkan bahwa berarti "entah ilusi, mimpi , khayalan atau apapun itu jika mampu mengubah persepsi kita, maka disadarilah ilusi tersebut"

  • 👉 Artinya bahwa jangan meremehkan ilusi atau mimpi sebagai hal yang tak ada, karena selama sesuatu bisa mengubah persepsi kita untuk menyadarinya, maka sesuatu itu ada, meskipun ada beda derajatnya.
  • 👉 Ini juga menegaskan adanya realita di luar diri kita (ilusi, khayalan, mimpi) yang sedemikian hadir dengan ciri - ciri kecerdasan (kita mampu berinteraksi dengan mimpi) yang menandakan ada realita yang cerdas di luar dimensi materi.

Terlepas dari "ilusi atau mimpi tersebut terkesan tak beraturan, namun memiliki pola tertentu yang konsisten yang mampu berkomunikasi dengan kita

JADI❓Bisakah anda melihat konsistensi dibalik hal yang relatif❓Terlepas sesuatu dianggap subyektif, namun dapatkah anda melihat objektifitas dibalik yang subyektif❓

JADI❓ADA ADALAH YANG MEMBATASI - MENGUBAH PERSEPSI KITA

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet