Jadi tak ada syariat wajib yg di adaptasikan. Semua pokok-pokok agama tetap.
Yang sifatnya sunnah bisa menyesuaikan, ini berarti bukan agama beradaptasi, tetapi kemampuan memahami kita lebih dalam
Histori & Hakiki
Kalau dari awal agama sampai akhir agama, memang ada adaptasi, namun pada agama terakhir, tak ada adaptasi. memahaminya tak seperti itu
Agama & Kehendak-Nya
Dari sudut pandang histori, dari awal agama sampai yg terakhir nampak bahwa agama beradaptasi, tetapi sebenarnya dari sudut pandang kita.
Secara hakiki, agama tak beradaptasi, melainkan bahwa agama menegakkan aturan yg mencerminkan apa yg akan terjadi pada hamba-Nya.
Dalam arti bahwa justru agama yg terlebih dulu membuat ketentuan sesuai perkembangan yg dikehendaki-Nya, lalu kita mengikuti.
Konsep aturan baru, bukan berarti agama beradaptasi, melainkan ada ketentuan baru dimana pola kehidupan kita harus beradaptasi dengan aturan baru
📍Seperti kasus Islam yg menghadirkan mukjizat tidak seperti umumnya Nabi di masa lalu, tetapi cenderung mengedepankan pemikiran melalui Al Quran. Itu bukan karena manusia di era masa depan sudah sulit mempercayai kesaktian, melainkan meminta bukti penalaran, lalu agama beradaptasi menggunakan cara baru? Bukan seperti itu.
✅ Tetapi era ke depannya memang Allah menghendari era kehidupan yg berbeda, era teknologi, era digitalisasi. era pemikiran yg harus dipakai untuk memahami Tuhan, sehingga aturan & pengetahuan di agama di persiapkan untuk itu.
📌 Dan di sinilah kita harus beradaptasi agar kita menggunakan nalar. Harus beradaptasi agar nalarnya tak absurd. bukan agamanya yg beradaptasi.
Meskipun banyak orang menganggap agama dogmatis, tidak berarti tak bisa dinalar secukupnya.
Karena bahkan membuat pernyataan apapun harus berlandasan logika jika harus dipahami melalui pemikiran