Berpikir Kritis

Seremonia
2 min readJun 17, 2022

--

Banyak dari kita bertanya-tanya, bagaimana berpikir kritis?

Begitu kita mencoba berfilsafat, berpikir kritis, mendadak jadi bingung, dan semua mudah diputar-balikkan sehingga bukannya mencari kebenaran, tetapi terjebak “mencari celah pembenaran” (yang salah).

Padahal mereka sudah berpikir keras, berjam-jam, dan yakin telah menemukan inti pemahaman. Ternyata masih bisa dihancurkan.

Dimana letak penyebab kebingungan mereka? Dimana letak chaos penalaran mereka?

Itu karena MEREKA MENGABAIKAN HUBUNGAN KEBERGANTUNGAN DI ANTARA MAKNA YANG TERLIBAT. sehingga mereka sendiri dibingungkan oleh dirinya sendiri yang mampu memutar-balikkan pemahaman mereka sendiri.

Namun jika semua makna dipetakan mengikuti jalur kebergantungan, maka kesalahan pemetaan yang terjadi tidak membolak-balikkan makna, tetapi justru meningkatkan kekritisan kita dalam mengoreksi (bukan mencari celah)

⛳ You can learn logical method based on dependency. It’s Meta Sequel. Meta maybe translated into dependency as the essence of anything. While sequel means continuing previous logical system, advancing previous method.

I suggest have a look on Meta Universa, since Meta Sequel must be applied to analyze axioms generallya & specifically in Meta Universa

⛳ Anda dapat mempelajari metode bernalar berdasarkan kebergantungan. Ini sekuel meta. Meta bisa diterjemahkan menjadi “kebergantungan” sebagai esensi dari apa pun. Sementara sekuel berarti melanjutkan sistem logis sebelumnya, memajukan metode sebelumnya

Saya sarankan untuk melihat Meta Universe, karena Meta Sequel harus diterapkan untuk menganalisis aksioma secara umum dan khusus di Meta Universa

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet