BUKTI Langsung❓

Seremonia
5 min readNov 13, 2023

--

Apa yg disebut bukti langsung❓

Bukti melalui pengamatan indera, baik secara induksi, deduksi, metode ilmiah atau apapun metode dan istilah selalu mengarah ke bukti dari pengamatan sebab-akibat.

Pengamatan indera selalu bertumpu pada pengamatan hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab akibat kita lihat dalam empat kemungkinan mata rantai dihitung jaraknya dari Sebab Mutlak

1⃣ "SATU-KE-DUA"
👉 Tiga mata rantai

"Subjek/Objek"<->
"Perantara"<->
"Subjek/Objek"

2⃣ "SATU-KE-TIGA"
👉 Empat mata rantai

"Subjek/Objek"<->
"Dua Perantara"<->
"Subjek/Objek"

3⃣ "SATU-KE-BANYAK"
👉 Banyak mata rantai

"Subjek/Objek"<->
"Banyak Perantara"<->
"Subjek/Objek""

📌 Dalam tiga atau lebih mata rantai. Yang mengindera dan yg indera, ditambah satu (atau lebih) lagi "perantara" di antara yg mengindera & yg di indera.

4⃣ "SATU-KE-SATU"

📌 KONTRADIKSI. Adanya kesatuan di antara dua hal berbeda

Batas Realita

Point 3⃣ merupakan realita antara akibat & sebab, mengapa❓Karena di sana ada relativitas.

Relativitas bergerak dalam batas-batas. Tak mungkin sebebas-bebasnya sesuatu bisa melampaui dirinya menjadi sebab sebelumnya.

Begitu sesuatu diakibatkan, maka sesuatu itu berawal. Dan begitu sesuatu itu berawal, maka mustahil menjadi awal sebelumnya. BAHASA SEDERHANANYA, yg akibat tak akan pernah menjadi sebab sebelumnya. ARTINYA, AKIBATNYA TERBATAS KARENA DIBATASI OLEH SEBAB YANG MENYEBABKAN.

Lenturnya Sebab-Akibat

Demikian juga berarti yang relatif dapat sedemikian lentur karena selalu bergerak dalam kemungkinan sebab-akibat. Dan keadaan sebab-akibat inilah yg telah jelas terbatas karena terbatas dibatasi dalam jangkauan sebabnya.

✅ Artinya lenturnya yang relatif karena bersandar kepada sebab-akibat.

📌 Keadaan lenturnya kehidupan, itu membuat kita harus mengamati dimana polanya. Maksudnya❓

Probabilitas

Ya karena tidak semua kejadian semudah itu dirumuskan polanya. Kita perlu mengamati probabilitasnya, sebagai akibat dari variasi hubungan sebab-akibat

Keadaan probabilitas ini menegaskan mata rantai sebab-akibat "satu-ke-banyak", dimana "kita" sebagai subyek ("satu") tak pernah bisa langsung mengamati sumbernya "sebab pertama", sehingga persepsi kita selalu ada perantara (penghalang) di antara kita dan yang kita amati - "banyak mata rantai".

Kita tak bisa langsung mempersepsi sumbernya. Dan perantara ini beragam sebagai keanekaragaman yg menampakkan probabilitas.

  • Contoh: jika saya langsung berjabat-tangan dengan anda, anda langsung menyentuh saya, maka keadaannya lebih dekat, dan tentu anda memahami keadaan saya dan hilang probabilitasnya.

Jarak Probabilitas -- Mata Rantai Sebab-Akibat

Kenyataannya kita menghadapi probabilitas, itu sebabnya hubungannya tidak "satu-ke-satu", melainkan "satu-ke-banyak". Selalu ada jarak antara kita ke objek yg kita amati.

  • Ketika kita berjabat tanganpun, sebenarnya bukan "satu-ke-satu" (secara langsung), melainkan "satu-ke-banyak" (karena ada banyak perantara sebab-akibatnya - lebih secara fisika kuantum) - ada jarak antara kita dan yang kita sentuh

JADI ADAKAH BUKTI LANGSUNG❓

🔰 Adakah bukti langsung "satu-ke-satu"❓❌ Tak ada ✅

🔰 Jadi jarak terdekat yang dimungkinkan oleh kita hanyalah sejauh "satu-ke-banyak"

❇️ Nabi Muhammad SAW adalah yg terdekat sampai level "satu-ke-tiga" atau lebih dekat lagi

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat,"

"sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi)."
(QS. An-Najm 53: Ayat 9)

JADI (SECARA SAINTIFIK - ILMIAH, EMPIRIK ... bla bla bla), ANDA MINTA BUKTI LANGSUNG SEBERAPA DEKAT❓

SEBERAPA DEKAT❓

Kita akan melihat dari sisi kemutlakan dan sains.

Pemahaman tentang kedekatan "satu-ke-satu", "satu-ke-dua", "satu-ke-tiga", "satu-ke-empat" dan seterusnya bisa dipersempit lagi menjadi cukup dua yaitu ...

  • 1⃣ "Satu-Ke-Satu"
  • 2⃣ "Satu-Ke-Banyak"

Ini secara mendasar ditegaskan sebagai "tak berjarak" (point 1⃣) & "berjarak" (point 2⃣)

SATU-KE-BANYAK

Jadi, selama ada jarak di antara kita dengan lainnya, maka ada hubungan sebab-akibat yg sedemikian banyak atau sedikit dengan sesedikit-dikitnya tetap menegaskan adanya jarak.

Kalau dipetakan menjadi seperti ini ...

🎯 --- akibat (sebab relatif) --- 🎯

  • 👉 Sedekat-dekatnya dua hal, jika ada jarak maka ada "akibat" di antaranya (atau disebut juga sebab-relatif karena merupakan akibat dari sebab sebelumnya)

TAK BERJARAK

📌 Dua hal berjarak berarti terpisahkan, sehingga yg tak berjarak berarti bersatu (tak terpisahkan)

Bedakan metafora "kita menyatu meskipun ada jarak (fisik)" yg sebenarnya kedirian mereka tetap berjarak dari segala sisi

Ketika "satu-ke-banyak" atau paling sedikit yaitu "satu-ke-dua"

🎯 --- akibat (sebab relatif) --- 🎯

  • ... maka sebenarnya keduanya belum menyatu.

Dan ketika terjadi "satu-ke-satu", maka tak ada jarak, sehingga hanya ada satu kemungkinan ....

〰 Dua hal berbeda dalam satu posisi - kontradiksi

  • 👉 Jangan tertipu persepsi indera atas dua hal yg berdampingan / bersentuhan / bereaksi, yg keduanya sebenarnya masih berjarak

〰 Jika ada interaksi berarti masih ada jarak di antara yg saling berinteraksi yg berarti keduanya terpisah

❇️ Ketak-berjarakan di antara dua hal berarti kesatuan dua hal. Kesatuan dua hal adalah kontradiksi, sehingga salah-satu dimungkinkan, yg lain tak dimungkinkan

✅ Sehingga di titik yang terdekat selalu masih ada jarak

KEDEKATAN SECARA SAINS

Ketika sesuatu berjarak, maka memang dimungkinkan interaksi, namun jika keduanya tak berjarak maka ini adalah kontradiksi, yg salah-satunya harus berubah.

Secara sains ketidak-dekatan yg sedemikian tak berjarak dapat diamati pada proses tumbukan. Dimana pemaksaan kedekatan antara satu partikel dengan partikel lainnya sedemikian dipaksakan sampai hampir tak berjarak, maka di titik tertentu akan terjadi kehancuran salah-satu (ada yg terbelah).

  • Kontradiksi mengingatkan secara mental saja, ada suatu persepsi yg salah (bukan kehancuran)
  • Karena sebenarnya tak ada kontradiksi di realita. Konsep kontradiksi itu dalam realitanya hanyalah perubahan salah-satu dari dua kondisi yg tak boleh ada secara bersamaan (tanpa harus benar-benar tiada)
  • Secara mutlak, bukan kehancuran, melainkan salah-satu berubah, sehingga mengesankan adanya proses kontradiksi, dimana salah-satu harus tiada. Yang dalam realitanya bukanlah kehancuran, melainkan salah-satunya tak memiliki atribut semula (seolah lenyap)

OBJEKTIFITAS

Pertanyaannya❓LALU ...

Yang paling dekat tak membuktikan sesuatu kecuali hanya mengubah sesuatu menjadi lainnya, maka sebenarnya kita tak pernah memahami keadaan seutuhnya sesuatu kecuali hanya sebatas selalu berjarak.

Bukan lagi mana bukti langsungnya❓Tetapi seberapa dekat buktimu terhadap keadaan yg sebenarnya❓

Konsisten Probabilistik & Konsisten Universal

✅ LEBIH MENDASAR LAGI, SEBERAPA DEKAT ARGUMENTASI KITA BISA MELAMPAUI HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT, sehingga lebih objektif❓

  • 〰 Jadi semakin objektif, buktinya semakin tinggi probabilitasnya.

📌 Konsistensi itupun bisa dilampaui ketika argumennya melampaui sebab-akibat, yaitu bukan lagi sekedar konsisten yg probabilistik, melainkan konsistensi yg universal.

🔰 Bagaimana melampaui sebab-akibat❓DENGAN MELIHAT KONSEKUENSI LOGIS DIBALIK SEBAB-AKIBAT. ITULAH BUKTI TERDEKAT - MESKI BUKAN BUKTI YG LANGSUNG

JADI ANDA INGIN BUKTI LANGSUNG TANPA TUMBUKAN & TANPA KONTRADIKSI❓❌

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet