Polemik berkepanjangan tentang apakah bumi bulat/datar?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الْاَ رْضَ فِرَا شًا وَّا لسَّمَآءَ بِنَآءً ۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَ خْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّـكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَا دًا وَّاَنْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
allazii ja’ala lakumul-ardho firoosyaw was-samaaa-a binaaa-aw wa angzala minas-samaaa-i maaa-ang fa akhroja bihii minas-samarooti rizqol lakum, fa laa taj’aluu lillaahi angdaadaw wa angtum ta’lamuun
“(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 22)
Hamparan apakah diartikan sebagai datar? Tetapi yang jelas di sini, hamparan adalah dataran yang bisa dihuni.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الْاَ رْضَ مَهْدًا وَّسَلَكَ لَـكُمْ فِيْهَا سُبُلًا وَّ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً ۗ فَاَ خْرَجْنَا بِهٖۤ اَزْوَا جًا مِّنْ نَّبَا تٍ شَتّٰى
allazii ja’ala lakumul-ardho mahdaw wa salaka lakum fiihaa subulaw wa angzala minas-samaaa-i maaa-aa, fa akhrojnaa bihiii azwaajam min nabaating syattaa
“(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 53)
Hamparan apakah diartikan sebagai datar? Tetapi yang jelas di sini, hamparan adalah dataran yang bisa dijelajahi
Konsep Datar
Konsep datar berarti bisa ditinggali untuk bercocok tanam, juga untuk dijelajahi, disirami hujan dan tak longsor
Intinya, tidak ada yg salah di Al Quran tentang kasus ini. Kalau ngotot dengan konsep bumi datar, ya sudah, karena memang Al Quran menjelaskan konsep datar = bisa ditinggali, bisa dijelajahi. lalu apa masalahnya?
Dibilang bumi tidak flat? Al Quran juga menegaskan kalau ada dataran tinggi/rendah
Berarti secara global semua dataran tidak flat.
Lalu masalahnya dimana? bumi tidak flat? ya karena ada dataran tinggi/rendah. bumi datar? ya karena bisa ditinggali
Tak usah diambil pusing kalau membingungkan.
Tidak ada yg salah di Al Quran dalam memahami ini. Sinkron semuanya. Al Quran dalam hal ini tidak gagal paham, justru pemaknaannya meluas
HAMPARAN
Seberapa jauh “hamparan” dapat dipahami?
Saya hanya ingin menjelaskan bahwa ayat ini …
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا لْاَ رْضِ وَمَا طَحٰٮهَا
wal-ardhi wa maa thohaahaa
“demi bumi serta penghamparannya,”
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 6)
Juga ayat ini …
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَ رْضَ مِهٰدًا
a lam naj’alil-ardho mihaadaa
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,”
(QS. An-Naba’ 78: Ayat 6)
Dan ayat lainnya tentang “hamparan” tidak mengarah ke bentuk keseluruhan dari dataran bumi yang datar, namun sekedar menegaskan dataran untuk didiami
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 22)
Dan di ayat lain juga ditegaskan “hamparan” bukan diartikan bentuk keseluruhan dataran bumi yang datar, ini ditegaskan oleh ayat lain
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا لطُّوْرِ
wath-thuur
“Demi bukit,”
(QS. At-Tur 52: Ayat 1)
Jadi Al Quran menegaskan bahwa dataran bumi tidak didominasi oleh datar, tetapi juga tak datar (berbukit-bukit), tak rata.
Itu dulu yang harus dipahami secara terang benderang.
Bahwa Al Quran tidak secara tunggal mengatakan bahwa dataran bumi tidak didominasi oleh flat, tetapi kombinasi dengan bukit. dan Al Quran sendiri yang menjelaskan keanekaragaman bentuk dataran bumi.
Jadi secara logika, kita menangkap, menyimpulkan kalau dataran bumi tidak didominasi oleh flat (ini versi Al Quran)
JADI AYAT” YANG MELIBATKAN KATA “HAMPARAN” TIDAK BOLEH DIJADIKAN PATOKAN BAHWA SELURUH DATARAN BUMI ITU FLAT. KARENA DI AYAT LAIN DIJELASKAN BENTUK DATARAN BUMI ADA YANG BERBUKIT-BUKIT JUGA DITEGAKKAN GUNUNG (TIDAK FLAT).
ITU BUKAN SAYA YANG NGOMONG, TETAPI AL QURAN SENDIRI YANG MENEGASKAN.
Kalaupun dipaksakan kebingungannya, bulat atau datar? Serahkan ke Al Quran sendiri.
Jangan biarkan kita yang berpikir kecuali dalam batas yg benar, namun sekali lagi, untuk garis besarnya, serahkan ke Al Quran. Biarkan kita mencontek dari Al Quran.
AL QURAN MENJAWAB
Bagaimana Sesuatu Diedarkan?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يُطَا فُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۢ
yuthoofu ‘alaihim bika-sim mim ma’iin
“Kepada mereka diedarkan gelas (yang berisi air) dari mata air (surga),”
(QS. As-Saffat 37: Ayat 45)
Sesuatu diedarkan dengan segala yang diperlukan dalam peredarannya. Walaupun dikatakan “diedarkan gelas”, maksudnya adalah “gelas + isinya”, itulah pengajaran dari Allah dalam memaknai kalimat.
Bagaimana Malam Diciptakan? Melibatkan bumi
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَا لنَّهَا رَ وَا لشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ ۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
wa huwallazii kholaqol-laila wan-nahaaro wasy-syamsa wal-qomar, kullung fii falakiy yasbahuun
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 33)
Malam diciptakan melibatkan bumi
Apa Yang Ditundukkan Pada Kejadian Siang & Malam?
Yang ditundukkan pada kejadian siang & malam adalah bumi, karena penciptaan siang & malam melibatkan bumi.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَسَخَّرَ لَـكُمُ الشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ ۚ وَسَخَّرَ لَـكُمُ الَّيْلَ وَا لنَّهَا رَ
wa sakhkhoro lakumusy-syamsa wal-qomaro daaa-ibaiin, wa sakhkhoro lakumul-laila wan-nahaar
“Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 33)
Apa Saja Yang Ditundukkan Untuk Diedarkan Oleh-Nya? Bumi, matahari & bulan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, milik-Nya-lah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.”
(QS. Fatir 35: Ayat 13)
Ada 3 objek yang terlibat di sini, yang ditundukkan ole-Nya:
- Penyebab siang & malam
- Matahari
- Bulan
Semuanya beredar, berarti point 2. beredar (bergerak melintasi), point 3. beredar juga.
Point 1.?
- Yang diciptakan dalam urusan siang-malam? (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 33)
Melibatkan bumi yang diciptakan dalam siang-malam
- Yang ditundukkan dalam hubungannya dengan siang-malam? (QS. Ibrahim 14: Ayat 33)
Yang ditundukkan dalam siang-malam, melibatkan yang diciptakan dalam siang-malam, yaitu bumi
Jadi, penyebab siang-malam (QS. Fatir 35: Ayat 13)? Adalah yang diciptakan (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 33) & yang ditundukkan demi siang-malam QS. Ibrahim 14: Ayat 33) yaitu BUMI
- Tanpa bumi tak ada sensasi siang & malam. Jadi semuanya termasuk objek dibalik penyebab sensasi siang & malam juga beredar. Point 1. bumi juga beredar
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman”
“Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap; dan jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.”
(QS. Fatir 35: Ayat 41)
- Di surat (QS. Fatir 35: Ayat 13), ditegaskan bumi bergerak.
- Di surat (QS. Fatir 35: Ayat 41), ditegeskan bumi ditahan.
Ketika dikatakan bahwa tak ada pertentangan di Al Quran …
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 82)
Ketika dikatakan bahwa tak ada pertentangan di Al Quran … sedangkan kita melihat ada kesan pertentangan maka harus diartikan lainnya.
Sesuatu dikatakan pertentangan sejati (kontradiksi) jika tidak bisa dicarikan jalan yg masuk akal.
Bumi beredar & bumi ditahan, lalu bagaimana “ditahan” tanpa menghalangi “beredar” dan bagaimana “beredar” dalam keadaan “ditahan”?
Bagaimana dua hal ini “beredar” + “ditahan” tetap ada sebagai kesatuan? konsep ditahan di sini tidak selalu dihentikan gerakannya.
Rupanya Allah sendiri menjelaskan …
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.”
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 19)
Menahan bisa berarti menjaga dalam suatu jalur lintasan (penerbangan burung).
Demikian pula “beredarnya bumi” + “ditahannya bumi” = “bumi beredar dalam suatu lintasan.
Garis edar bisa berarti lintasan mengelilingi planet lain atau beredar pada sumbunya sendiri (rotasi).
Pemahamannya sederhana, jika tak ada rotasi bumi, maka bisa dikatakan dataran bumi cenderung datar. Namun dengan adanya rotasi bumi, maka bentuk mendatar bumi akan berubah ke bentuk cenderung bulat (elips).
Di luar angkasapun, gravitasi pada materi akan membulatkan materi tersebut.
ROTASI & REVOLUSI BUMI
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ كَا نَـتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا ۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
a wa lam yarollaziina kafaruuu annas-samaawaati wal-ardho kaanataa rotqong fa fataqnaahumaa, wa ja’alnaa minal-maaa-i kulla syai-in hayy, a fa laa yu-minuun
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 30)
Terpisahnya material pembentuk bumi melalui ledakan mengakibatkan perputarnn bumi pada sumbunya
Kalaupun dianggap bumi berhenti berotasi walaupun dijelaskan bahwa ruang angkasa memiliki friksi (gesekan) yang minim, sehingga yang ber-rotasi akan selalu ber-rotasi, maka ada cara lain bagi bumi ber-rotasi.
Yaitu dengan beredarnya bumi mengelilingi objek lain karena tertarik oleh gravitasi dari objek lain, hal ini menimbulkan gerakan rotasi juga pada akhirnya. Jadi? Ujung-ujungnya bumi ber-rotasi.
Gravitasi & Rotasi
Gravitasi & rotasi mempengaruhi kepadatan materi ke bentuk bulat.
Semua materi punya sifat gravitasi yang membentuk dirinya menjadi cenderung bulat. Hukum alam. “Gravitasi dalam” menarik semua materi untuk mendekat membentuk formasi cenderung bulat.
Pada materi padat besar seperti bumi, tidak nampak terlihat hal ini, kecuali melalui proses rotasi yang mensimulasikan gravitasi.
Namun pada materi ringan seperti cairan, akan lebih mudah terlihat bahwa gravitasi selalu cenderung memadatkan materi ke arah bentuk mendekati bulat. Ini dapat disaksikan di wilayah non gravitasi