Ada yang menganggap, tak bisa dibuktikannya kebenaran kitab suci berarti suatu asumsi? SALAH!
Bukan masalah kitabnya asumsi, tetapi bahwa keimanan itu bukan asumsi. Al Quran bukan asumsi, semuanya kebenaran yang diimani.
Bedakan antara mengasumsikan dengan mengimani. Masalah reinkarnasi itu menurut Islam bukan masalah asumsi, melainkan diimani tiadanya reinkarnasi. Agama lain juga tidak mengasumsikan reinkarnasi tetapi jika dalam batas tak bisa dibuktikan, maka masuk kategorinya diimani
Jadi permasalahannya bukan pada tuduhan itu asumsi atau bukan, melainkan ketika urusannya dengan keimanan, maka bisa dibuktikan atau tak bisa dibuktikannya tak ada hubungannya dengan asumsi, melainkan diimani atau tidak.
Asumsi itu meskipun dianggap punya dasar, namun berbeda dengan keimanan yang berlandaskan kebenaran mutlak dari kitab suci, yang darinya menimbulkan kepercayaan yang lebih tinggi
Jadi ketika seseorang menuduh keimanan sebagai asumsi, maka keadaannya tak sebanding. Karena keimanan juga bisa argumentatif dan asumsi juga bisa argumentatif, namun keimanan terhadap Tuhan tentu lebih tinggi dari sekedar asumsi, meski keduanya antara keimanan & asumsi juga ada saatnya tak bisa dibuktikan