Seandainya kita dapat melihat bagaimana Tuhan berperan dalam setiap kejadian.
Ketika kita melihat candaan atau tarian, lalu kita dapat melihat bahwa dibalik itu ada Tuhan Yang Menggerakkan! Jadi seperti ikut tertawa bersama Dia, mengikuti bagaimana Tuhan Ber-Gaya melalui kita. Serius? Ya!
Sekali lagi, jangan berpikir macam-macam bahwa berarti bukan kita yang berbuat? Ya! Tetap kita yang dihitung melakukan perbuatan.
Ingatkah ketika kita melatih naik sepeda, berlatih piano sampai sedemikian cepat. Awalnya, seluruh kesadaran diarahkan secara teliti ke setiap tuts piano, ke setiap setang sepeda, ke setiap jalan, persneling, gas …
Lalu seiring latihan yang menunjukkan keseriusan (keharusan), maka mendadak suatu hari, kita memberikan sedikit perhatian, dan secara refleks segala diri kita mampu memainkan piano dan menyetir dengan mudah.
Awalnya saat latihan berjalan, seluruh sikap/gerakan/arah kaki diperhatikan/dijaga agar tidak jatuh. Namun setelah berhasil, kita cukup berkehendak sedikit, dan kaki sudah melangkah dengan mudah mengikuti ke arah kehendak manakah. Bagaimana bisa? Disinilah peran bawah sadar mengambil alih/meneruskan/mewujudkan/melaksanakan kehendak kita.
Awalnya lebih banyak berlatih, akhirnya lebih banyak sekedar sedikit berkehendak.
Jadi siapakah yang ahli menari? Kita atau bawah sadar? Bawah sadar! Kita hanya ahli menunjukkan kesungguhan berlatih, dan terbukti dari seberapa jauh keseriusan kita ditanggapi oleh bawah sadar.
Awalnya, (lebih banyak) berlatih & berlatih, akhirnya … (lebih banyak) berkehendak & berkehendak
Bawah sadar mengikuti kreatifitas kita (kehendak kita). Tetapi tidakkah kita menyadari bahwa “Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya dari-Nya”. Maksudnya? Ini berarti bahwa di setiap gerakan oleh bawah sadar, dilakukan sepenuhnya atas dukungan/kehendak Tuhan!
Dari sini nampaklah urutan yang luar biasa, kurang lebihnya demikian:
- Awalnya kita memilih, lalu …
- Awalnya kita melatih, lalu
- Akhirnya bawah sadar mengambil alih = Tuhan membantu bawah sadar beraksi mengikuti arah pilihan/kehendak kita
Sampai disini jelas sudah bahwa, kita sedemikian lemah, hanya dapat berharap (melalui latihan), tetapi ketika kita sudah mulai ahli, tidak bisa kita mengakui keahlian kita. Selebihnya Tuhanlah yang menggerakkan kita menyesuaikan pilihan kita. Seandainya Tuhan tidak berkenan, maka gagallah kehendak kita dan jadilah kita lumpuh!
Allah SWT berfirman:
فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْ ۖ وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَ لٰـكِنَّ اللّٰهَ رَمٰى ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَآ ءً حَسَنًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
fa lam taqtuluuhum wa laakinnalloha qotalahum wa maa romaita iz romaita wa laakinnalloha romaa, wa liyubliyal-mu`miniina min-hu balaaa`an hasanaa, innalloha samii'un 'aliim
"Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 17)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Jadi bukan kita yang berkendaraan, tetapi Tuhanlah yang menggerakkan/memampukan kita sehingga kita berhasil/tidak lumpuh/tidak gagal sampai tujuan.
JANGAN DIARTIKAN BAHWA TUHAN YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS SEMUA PERBUATAN KITA, SEDEMIKIAN RUPA YANG MEMBUAT KITA BEBAS DARI DOSA!!!
Tetap, dihitung dosa kita melalui pilihan/kehendak yang terpenuhi.
Jadi berniat buruk tetapi tidak terlatih mewujudkannya, maka dihitung sekedar berniat. Tetapi ketika berniat lalu menguatkan niatnya dengan latihan atau (jika telah terlatih maka cukup) berkehendak yang berakibat terjadinya (hasil latihan) berupa dukungan dari-Nya melalui bawah sadar dalam bentuk suatu perbuatan, maka telah dihitung berbuat (mengharuskan).
Penerapan sederhana dalam memandang sesuatu dengan pemahaman ini adalah bahwa:
- kita berkehendak dengan kreatifitas (jalan) yang baik/buruk, lalu di belakang layar, Tuhanlah yang menggerakkan semuanya (di level rendah kita melihat bawah sadar yang berbuat)
Semoga kita memiliki kreatifitas yang baik, lalu dilatih sampai taraf ahli (batas dimana Tuhan mulai mengambil alih), dan dibagikan kepada khalayak umum yang berdampak memberi manfaat lahir & batin, dan dari sisi mereka, mereka melihat keindahan Tuhan Beraksi Dengan Ke-Agungan-Nya — Ke-Indahan-Nya.
Kami bukan hanya sekedar boneka, tapi kami boneka yang punya pilihan | We are not just a puppet, but we are a puppet having options