Memahami Double Slit Experiment

Seremonia
4 min readFeb 29, 2020

Suatu object pada saat yang sama memiliki dua keadaan, sebagai partikel atau sebagai gelombang. Apakah ini kontradiksi dalam kenyataan?

Double Slit Experiment menguji partikel yang dilewatkan ke dua celah sempit dan menabrak dinding pendeteksi. Meninggalkan dua jejak yang lurus/segaris , sesuai dengan jumlah dari celahnya (dua celah)

Dari sini dapat diduga bahwa yang melewati celah bersifat partikel.

Uji coba kedua: pancaran cahaya melalui celah lalu terjadilah difraksi, diibaratkat gelombang air dilewatkan ke dua celah, hasilnya memberikan lebih dari satu jejak segaris/lurus.

Ini menandakan bahwa object yang melewati dua celah merupakan gelombang (akibat saling bertabrakan).

Tetapi, ketika object yang dilewatkan ke dua celah yang dari awalnya object seperti kelereng atau sejenisnya, lalu diganti oleh partikel kecil (elektron), jejaknya berbentuk pola lebih dari satu garis. Apakah berarti yang ditembakkan bersifat gelombang — bukan partikel? Tetapi pada kenyataannya menembakkan partikel!

Partikel tetapi meninggalkan jejak dengan pola gelombang.

Para peneliti menduga karena terjadi benturan diantara partikel (karena partikelnya kecil sekali). Lalu para peneliti merubah eksperiment dengan menembakkan partikel kecil tersebut dilakukan secara lambat dan satu persatu (tidak beruntun — agar tidak terjadi benturan) Hasilnya?

Hasilnya, tetap pola interferensi — pola gelombang

Para peneliti menduga, jangan-jangan partikel sebelum sampai dua celah membelah jadi dua sebelum melewati dua celah dan membertuk benturan setelah melewati celah, sehingga terbentuk pola gelombang. Tetapi jika ini benar, dampak logis berikutnya lebih tidak masuk akal (superposisi). Superposisi partikel dimana satu hal memiliki dua sifat dalam satu waktu (a bukan sebab dari b, dan b bukan sebab dari a — tidak ada urutan kausalitas , jika a maka ~a adalah salah, a & ~a — kontradiksi). Benarkah? Disini peneliti ragu, karena paling tidak jangan kontradiksi tetapi paradox (a & ~a tetapi berurutan). Solusinya?

Dicoba diamati dari dekat dengan lensa untuk melihat sebenarnya apa yang terjadi pada partikel (jika sangat) kecil (sekali) melewati dua celah.

Ditaruhlah pengamat didekatnya …

Lalu ditembakkan satu per satu melewati pengamat. Hasilnya?

Teramati sebagai pola partikel, bukan gelombang. Hanya sekedar diamati, nampak hal yang berbeda — superposisi!

Jadi fisika quantum melihat fenomena bahwa suatu object memiliki potensi dua karakteristik pada saat yang sama. Di satu sisi orang pertama melihat object sebagai gelombang, dan ketika diukur oleh orang kedua, lalu melihat object yang sama sebagai partikel. Inikah kontradiksi yang nyata terbukti secara ilmiah?

Kalau a juga berarti bukan a (~a), dan tidak mungkin a dan ~a, ini kontradiksi.

Ini menimbulkan dugaan bahwa suatu object pada saat yang sama memiliki kembaran object dengan perbedaan situasi.

Dugaan Para Ahli Versi 1

Hasil penelitian menimbulkan konsekuensi bahwa karena kita adalah sekumpulan partikel, maka setiap partikel dari saya (pada saat yang sama) memiliki kembaran partikel dalam keadaan versi yang beda, maka lebih lanjut ini menimbulkan dugaan lebih lanjut yaitu alam paralel , yang sebenarnya adalah salah duga. Kalaupun dianggap adanya alam paralel, sebenarnya juga tidak seperti yang diduga tentang bagaimana sebenarnya alam paralel itu.

Dugaan Para Ahli Versi 2

Gejala superposisi dianggap sebagai bukti bahwa “mind over matter”, atau kita dapat merubah materi secara seketika dan seterusnya …

Walau secara konsep sebenarnya memang bisa, bahwa sesuatu berubah seketika, tetapi dalam kasus “double slit experiment” tidak mengarah kesana.

Yang Sebenarnya

Sesuatu apapun itu sebenarnya bersifat superposisi tanpa kontradiktif dan bukan juga paradox.

  • Ilustrasi

file image.jpg memiliki dua sisi secara bersamaan (superposisi), sebagai sederet kode BINER/ASCII dan (ketika dilihat oleh viewer) sebagai gambar.

Satu hal dengan dua keadaan adalah hal biasa dan tidak melanggar kaidah logika aksiomatis. Hanya saja kita kurang teliti memahaminya

Yang terjadi pada double slit experiment adalah satu hal dengan dua wajah (mungkin bisa terdeteksi lebih jika punya alat pengamat yang berbeda lagi — untuk melihat sisi lain dimensi)

Alam Paralel

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet