Keadilan Yang Penuh Kasih Sayang — Kasih Sayang Yang Berkeadilan

Seremonia
4 min readJan 1, 2021

--

Ada yang tidak disadari selama ini tentang hubungan erat antara kasih-sayang & keadilan.

Memang pemahaman ini dapat sedemikian sederhana, bahwa kasih sayang harus ditegakkan dengan keadilan.

Mereka yang berlaku tidak adil berarti menganiaya dan tanda jauh dari menyayangi. Namun justru disinilah tersamarnya sisi lain pada hubungan antara kasih-sayang dengan keadilan.

Mereka yang berkeadilan menunjukkan kasih sayang kepada banyak hal, walau orang lain mengira hanya melakukan ke satu pihak.

  • Keadilan secara praktis dilakukan dengan melihat hal dari berbagai sisi. Mempertimbangkan baik/buruknya terhadap target serta terhadap keadaan sekelilingnya, jangka pendek/jangka panjang. Suatu keadilan yang menyeluruh
  • Ada keadilan yang spontan karena telah berpengalaman atau memperoleh petunjuk dari-Nya.
  • Ada keadilan yang perlu dipikirkan melibatkan strategi.

Dimanakah tersamarnya kelalaian kita dalam hal ini?

Sedemikian tersamar memang, karena batasnya sedemikian tipis, seolah kita telah melakukan secara utuh, berkeadilan demi kasih sayang, padahal baru satu sisi saja.

Mereka yang berkeadilan dengan kokoh, dan semakin kuat, dan lebih kuat lagi, akan menampakkan ketegasan. Dan semakin tegasnya kita yang bertambah-tambah adalah sebenarnya suatu desakan yang semakin memaksakan kehendak, lalu semakin kuatnya kehendak dipaksakan, maka berkuranglah toleransi.

Adakah yang terlewatkan disini, sehingga berkeadilan berakhir kepada menurunnya toleransi?

Jangan katakan bahwa menurunnya toleransi sebagai hal wajar dari penegakan keadilan secara tegas! Sebenarnya ini penegakan secara disiplin, secara ketat, namun tanpa pemaksaan.

Atau masih juga dibingungkan dengan suatu pemaksaan yang memang harus dilakukan sebagai konsekuensi adanya perlawanan? Tidak juga seharusnya, karena pemaksaan yang berkeadilan mengutamakan penilaian yang jujur melalui penuh kehati-hatian dalam menilai seberapa jauh pemaksaan harus dilakukan yang dapat berbeda kepada seseorang atau suatu golongan.

Contoh sederhana: keadilan harus ditegakkan dengan menghukum seorang anak yang berbuat salah, lalu terjadilah seorang anak naik sepeda ngebut terjatuh dan terluka. Apakah dengan keadilan harus dipaksakan hukuman padanya tanpa toleransi?
... seharusnya kita tolong terlebih dahulu, setelah itu jika waktunya tepat kita beri peringatan.

Berkeadilan secara kokoh tidak berarti mengedepankan pemaksaan. Tetapi sekali lagi ini pun bisa disiasati dengan upaya pemaksaan penuh toleransi.

Bukankah dalam berkeadilan memang adalah suatu upaya penuh toleransi? Benar, tetapi tidak tepat.

Lalu bagaimana berkeadilan yang mengedepankan toleransi tetapi justru semakin kokok berkeadilan akan berakhir dengan menurunnya toleransi.

Apakah sedemikian samarnya berkeadilan yang tepat, bahwa:

  • berkeadilan harus disiasati agar dapat toleran, sedangkan keadilan itu sendiri sudah harus melibatkan toleransi, tetapi justru berakhir dengan lemahnya toleransi yang justru memaksakan demi kedisiplinan namun tidak mampu melihat secara jujur kepada pihak yang harus diberikan keadilan?

Lihatlah, betapa tumpang tindihnya pelaksanaan berkeadilan. Di satu sisi, pemaksaan tanpa toleransi, di sisi lain toleransi tanpa pemaksaan, di sisi lain pemaksaan dengan disertai toleransi.

  1. yang memaksa tanpa toleransi, maka keraslah sikapnya
  2. yang toleransi tanpa pemaksaan, maka cerobohlah atau diluar bataslah yang terjadi
  3. yang memaksa dengan toleransi, maka ini tepat, tetapi dalam prakteknya tidak menampakkan kasih sayang.

Yang ke-1. tidak menunjukkan kasih-sayang. Yang ke-2. cenderung melalaikan kehati-hatian yang juga bukan upaya melindungi sehingga juga tidak mencerminkan kasih-sayang.

Yang ke-3? Seharusnya telah lengkap. Ada ketegasan! Ada pemaksaan! Dan seharusnya diterima sebagai suatu bentuk sikap penuh kasih-sayang. Sayangnya tidak semudah itu, tetap saja diartikan sebagai intoleran, kekerasan! Ada yang terlewatkan?

Bukankah berkeadilan sudah termasuk berkasih sayang? BENAR!

Bukankah berkeadilan sudah termasuk bertoleransi? BENAR!

HANYA BELUM TEPAT! Ada benarnya, tetapi belum tepat.

Kepatuhan

Terkadang kita terjebak oleh kepatuhan. Demi menegakkan kebenaran, lalu ditegakkan kepatuhan, lalu dilaksanakan kepatuhan dengan keadilan.

Dan ketika ada seorang yang salah atau ceroboh melakukan sesuatu HAL KECIL di tempat umum, mendadak ditegur dengan tegas penuh kewibawaan (keagungan - kemuliaan). Seharusnya ini tidak terjadi, yang dapat menjebak kita kepada fanatisme keras.

Seharusnya fanatisme tidak mengesankan kewibawaan.

Kewibawaan tidak diupayakan oleh mereka yang berkeadilan. Mereka yang berkeadilan membungkus perilaku tegasnya dengan kasih-sayang, tidak dengan kewibawaan yang dapat menjebak kita lebih jauh tergelincir kepada keangkuhan, merasa paling benar atau merasa paling alim/suci/layak/diridhoi, yang sebenarnya mereka telah terjebak dalam kesesatan jauh dari budi luhur.

LALU, APA YANG TERLUPAKAN DALAM BERKEADILAN, AGAR MENCERMINKAN KASIH SAYANG?

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
fa bimaa rohmatim minallohi lingta lahum, walau kungta fazhzhon gholiizhol-qolbi langfadhdhuu min haulika fa'fu 'an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa 'azamta fa tawakkal 'alalloh, innalloha yuhibbul-mutawakkiliin

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

BERLAKULAH DENGAN LEMAH LEMBUT. Lakukanlah keadilan dengan kelembutan.

— — —

Ketika kelembutan dipertimbangkan, maka Tuhan akan menginspirasikan keadilan yang terbaik, toleransi yang terbaik — suatu kebijaksanaan.

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet