Kemutlakan

Seremonia
3 min readDec 29, 2020

--

Ketidak-sebandingan Kasus. Kebenaran itu mutlak? Atau relatif?

🧩 Kebenaran Itu Mutlak: Bagaimana mungkin sesuatu itu mutlak, dalam kasus bahwa yang relatif hanya sebatas sudut pandang, sedangkan keadaannya tetap mutlak?

Contoh kasus: pola cahaya berpendar yang cenderung kontras dapat memberi dampak epilepsi fotosensitif, sedangkan bagi beberapa kalangan justru cahaya berpendar menimbulkan kesemarakan pesta yang tidak menimbulkan gejala yang mengganggu?

🧩 Suatu akibat yang sama tidak dapat berasal dari sebab yang berbeda? Bagaimana mungkin?

Contoh:

Ini relatif, dimana suatu keadaan berdampak baik atau bisa juga berdampak buruk, sehingga tidak mutlak benar?

- Jadi, pola pendaran cahaya membawa kebaikan (keceriaan)? ✅
- Jadi, pola pendaran cahaya membawa keburukan? ❌
* Manakah yang benar? Relatif? Tidak! Bagaimana bisa tidak relatif?

Pola pendaran cahaya berdampak buruk bagi seseorang tertentu dalam keadaan tertentu pula yang sangat berbeda dengan keadaan orang lainnya. Ini mutlak!

🌿 Ketika dikatakan bahwa pola pendaran cahaya berdampak berbeda yaitu tidak berdampak buruk justru berdampak baik bagi orang lain, ini tidak menunjukkan gejala relatifnya kebenaran. Tetap konsisten - kemutlakan.

🌿 Keadaan sebab akibatnya tetap konsisten, sedangkan arah sudut pandang saja yang mengatakan ada kesamaan sebab dengan hasil yang berbeda. Padahal untuk sebab yang sama memberikan akibat yang sama. Mengapa? Sekali lagi, karena kelemahan (sempitnya, tidak akuratnya pengawasan pada) sudut pandang kita.

🌿 Seandainya, pengamatan kita akurat, maka akibat yang berbeda (ada yang mengalami epilepsi, ada yang tidak) sebenarnya berasal dari sebab yang berbeda. Memang kita melihat sebab yang sama (pola pendaran cahaya), tetapi sebenarnya ada hal lain yang mempengaruhi suatu sebab tertentu sehingga menjadi berbedalah hasil akibatnya.

🌿 Seandainya keadaan dapat di replika, di putar ulang - ditiru secara sama persis, maka akan menjadi sebab dengan akibat yang sama yaitu epilepsi fotosensitif.

Contoh sederhana: orang ke-1 yang menyodok bola dari arah tertentu pada permainan bola sodok akan memantulkan bola ke arah tertentu, tetapi mengapa orang ke-2 yang menyodok bola dari arah yang sama seperti pemain ke-1 akan memantulkan bola ke arah yang berbeda? Apakah arah pemukulan bola yang sama relatif memberikan akibat arah pemantulan yang berbeda? Tidak!

Jika pemukulan bola sodok diulang berkali-kali dalam arah yang sama, mutlak memberikan arah pantulan bola yang sama, tidak bisa berbeda! Lalu dimanakah relatifnya? Yaitu sudut pandang kita yang tidak jelas, sehingga tidak memahami adanya keadaan lain dari orang ke-1 & orang ke-2 yang berbeda yang mempengaruhi tenaga pukulan walau pada arah pukulan yang sama, sehingga hasilnya berbeda.

Seandainya orang ke-1 & orang ke-2 memiliki kesamaan kondisi yang sempurna, maka hasil arah pantulan akan sama. Secara logika dapat dianggap bahwa jika orang ke-1 & orang ke-2 identik sempurna, maka cukup dinalar menggunakan salah satu saja dari mereka berdua dan sudah pasti hasilnya sama mutlak.

Contoh sederhana: kalau saya begini tentu hasilnya begitu, kalau anda yang melakukan akan berbeda hasilnya. jika pekerjaan anda dilakukan oleh saya ya tentu begitulah hasilnya bercirikan saya.

🌿 Tetapi bahkan keadaan saya berubah dari waktu ke waktu - tidak sama, sehingga memang tidak pernah ditemukan dua akibat yang sama sehingga juga benar bahwa tidak ada akibat yang sama berasal dari sebab yang berbeda.

Absoluta

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet