Telah terjadi selama 300 tahun, bahwa hukum fisika Newton yang pertama, yaitu hukum inersia, sering diinterpretasikan sebagai benda akan terus bergerak lurus atau tetap diam kecuali ada gaya dari luar yang mempengaruhinya. Namun, interpretasi ini tidak mempertimbangkan bahwa gaya dari luar selalu mempengaruhi benda tersebut.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa interpretasi yang lebih tepat adalah memahami "gaya" sebagai "keadaan",
- 👉 ... sehingga skala perbandingan antara benda kecil dan planet memiliki hukum yang sama, yaitu bahwa dirinya atau objek itu sendiri juga berpotensi mengubah arah momentum.
- 〰 Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Philosophy of Science.
.☪ Penegasan Al Quran ...
❇️ Bahwa sesuatu tak dapat melampaui dirinya kecuali mendapatkan pengaruh (tambahan) dari luar dirinya.
- 👉 Secara sederhana: satu cangkir teh tak dapat dituang menjadi satu galon teh, kecuali mendapatkan tambahan dari luar dirinya.
- 〰 Secara sederhana: sesuatu tak dapat melampaui kapasitas yg ada, kecuali mendapatkan tambahan dari luar.
Ini menegaskan hukum inersia sebagai berikut ...
- Sesuatu yg bawaannya bergerak lurus, tak akan mengubah arahnya kecuali mendapatkan tambahan (pengaruh) dari luar.
Sesuatu yg punya bawaan (potensi) tertentu (inersia lurus) tak akan bisa melampaui potensi yg ada, kecuali mendapatkan peluang dari luar untuk berubah.
Hebatnya, konsep inersia dari Al Quran menegaskan "keadaan" internal pada diri sendiri yg berpotensi mengubah inersia benda tersebut
"Sesuatu tak bisa melampaui batas dirinya sendiri ...", ini berarti, pada dirinya sendiri ada "keadaan" yg tak bisa lebih dari yg telah ditentukan
📌 Links
〰 Hackaday
〰 ScienceAlert
〰 Scientific America
〰 Batasan - Al Quran
KONSEP INERSIA YG LEBIH LENGKAP PADA AL QURAN
Berakar dari "sesuatu tak dapat melampaui dirinya sendiri kecuali mendapatkan tambahan dari luar dirinya"
Sebagaimana yg ditegaskan di Al Quran, sebagai berikut ...
TENTANG BATASAN
Berikut ini menyimak kebenaran mutlak terkait tentang batasan.
Kebenaran ini meskipun terkesan sederhana dan sudah dipahami, namun bisa jadi sebelumnya tak disadari karena sebegitu sederhana dan sebegitu umumnya, sehingga justru tersamar kekuatannya untuk menghakimi secara mutlak perihal keadaan-keadaan di seputar dugaan kebenaran
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 68)"Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 69)
📌 Polanya❓
... air berasal dari awan ... dan air dari awan tak asin
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."
(QS. Al-Qamar 54: Ayat 49)
📌 Logikanya❓Air asin cenderung dari laut, bukan dari awan. Tak ada air awan itu berasa asin. Ada batas yg tak bisa dilewati - ukuran
Jika dirumuskan ...
🧩 Sesuatu tak bisa melampaui dirinya sendiri = air awan tak bisa melampaui (tawarnya) di dirinya sendiri
Namun Allah menegaskan bahwa ...
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 70)
📌 Artinya bahwa .... keadaan air dari awan yg tawar, bisa menjadi asin jika dapat pengaruh dari Allah
Jika dirumuskan …
🧩 Sesuatu (air awan) tak dapat melampaui dirinya sendiri (tetap tawar) kecuali mendapatkan tambahan (asin) dari luar diri(air awan)nya sendiri (Tuhan)
⛳ Dalam format sehari-hari❓Sesuatu (satu cangkir teh), tak dapat (melampaui) menjadi satu galon air teh, kecuali mendapatkan tambahan dari luar cangkir (pasokan air untuk menambahi kekurangannya)
#Semesta #Universe
#Batas #Limit #Sesuatu #Thing
🎖3 🧩 Sesuatu tidak dapat melampaui dirinya sendiri, kecuali jika ada penambahan dari lainnya
🎯 #Relevansi
... Melampaui Batas
🌿 #FilsafatPraktis
... Tak Dapat Melampaui Batas
... Next 1, 2
☀️#Diskusi
... Memahami KeTuhanan
... Next 1, 2, 3, Poll
... Dimensi Keberadaan
-> Pertanyaan 1, 2, 3, Final
🧩 Thing (a portion) can't exceed beyond itself
Pengetahuan ini nantinya bisa dipakai untuk melihat seberapa jauh sesuatu melanggar batas, atau bisa juga dipakai untuk mengiris makna menjadi modul-modul kecil, untuk dilihat seberapa jauh keterhubungan sebab-akibatnya bisa diarahkan ke hal lain (tetap logis)