KETERATURAN

Seremonia
2 min readJun 16, 2024

--

Keteraturan itu tak acak, tak random. Bahkan yang dianggap random itupun dibuat berlandaskan keteraturan (rumusan - tahapan - algoritma)

Tetapi tak terlalu menyingkat, kita mencoba menelusuri hal ini lebih dalam lagi

Keteraturan terjadi karena ada pengulangan? Pengulangan yang bagaimana? Pengulangan yang membentuk pola. Lalu bagaimana pola terbentuk? Karena adanya konsistensi. Lalu bagaimana konsistensi terbentuk? Karena ada batas yang tak bisa dilampaui lalu kembali ke posisi semula.

Jika tak ada konsistensi, maka pola akan hancur sehingga tak ada pengulangan pola yang berarti tak ada keteraturan.

Jadi, keacakan atau random tak bersifat mutlak melainkan relatif. Yang berarti bukan keacakan sepenuhnya, melainkan relatif sebagai ciri dari suatu keadaan yaitu pola acak.

Keteraturannya adalah keadaannya, sedangkan keacakannya adalah keanekaragaman dari suatu keteraturan.

Jika benar - benar ada keacakan, maka harus dipastikan keacakannya universal (menyeluruh, sepenuhnya) yang tak ada keteraturan sama sekali?

  • Jika tak ada keteraturan sama sekali, berarti tak ada pengulangan, sedangkan yang acak harus berulang agar nampak keacakannya.
  • Jika tak ada keteraturan sama sekali, berarti tak ada pola sama sekali, sedangkan yang acak harus berulang agar kita mengenali adanya pola yang acak. Jika yang acak tak ada pola, tak dikenali maka tak disadari lalu mengapa kita menyadari adanya keacakan?
  • Jika tak ada keteraturan sama sekali, berarti tak ada konsistensi, sedangkan yang acak harus konsisten acak atau tak akan ada lagi keacakan.

Jadi jelas di sini nampak bahwa yang acak tidak sepenuhnya acak yang berarti tak universal yang berarti relatif, yang berarti pula sebatas salah satu pola keanekaragaman dari pola lainnya. yaitu pola acak yang merupakan bagian dari keteraturan itu sendiri.

  • Itu sebabnya prinsip ketidakpastin heisenberg, dan fakta fisika kuaatum bahwa gerakan elektron tak beraturan bukan berarti adanya keacakan sama sekali - sepenuhnya, melainkan ketakacakan gerakan elektron masih dalam batas pengulangan dalam pola yang konsisten membentuk awan elektron (bagai sapuan kuas yang meskipun nampak tak beraturan namun tetap dalam batas tertentu yang membentuk pola)

Jadi jangan lagi anda berfilsafat yang membuat seolah semua makna semudah dibongkar pasang tanpa melihat bentuk sambungannya.

Jadi? Kita menerima keacakan sebagai keacakan yang tak sepenuhnya acak. Kita menerima keacakan yang konsisten. Suatu pola yang acak. Suatu keteraturan yang tampil membentuk keanekaragaran (keacakan) yang tetap konsisten

BEGINILAH BERFILSAFAT YANG BENAR. BEGINILAH PERLUNYA KRITIS TERHADAP KONTEKS & SUDUT PANDANG, SEHINGGA TAK MEMUTAR BALIKKAN TUMPANG TINDIH SUATU MAKNA

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet