Memahami ANTARA LUPA, CEROBOH & BERDOSA
Yang lupa (hal yg baik) bisa berlanjut ke ceroboh jika keras kepala.
Yang lupa (hal yg baik) bisa berlanjut ke ceroboh jika tak diingatkan
Sedangkan kecerobohan (ketak-telitian, kurang kewaspadaan yg berakar kepada kurangnya kesabaran) akan menjadi dosa jika didasari oleh perlawanan (ketidakpatuhan kepada-Nya) atau perlawanan terhadap penuntasan yg disepakati sejauh ujiannya dapat diatasi (dalam batas kesanggupan)
Kalau ceroboh pasti ada yg terlewatkan, karena lupa prosedurnya
Contoh:
TENTANG LUPA. Yang terjadi pada Beliau Nabi Muhammad SAW, saat terlupa (shalat dhuhur dua raka'at) adalah lupa yg diingatkan entah lewat cara bagaimanapun (sehingga tak keterusan) dan Beliau sadar dan menyempurnakan (menuntaskan), maka tak meningkat ke level ceroboh
TENTANG CEROBOH. Dan tak ada keadaan Nabi Muhammad SAW yang ceroboh ketika ada tuduhan Nabi diracun, karena Beliau diingatkan sebagai tanda ketakcerobohannya melalui cerminan teladan untuk mengucapkan Bismillah sebelum memakan atau meminum, sehingga dari titik manapun Beliau dituduh mengalami kesalahan saat berdakwah❓❌ Batal❗️Tidak benar ✅
TENTANG BERDOSA. Bahwa keadaannya tak dapat dilabeli dosa, melainkan keadaan manusiawi agar kita tidak beralasan tak patuh karena "kita bukan Nabi", melainkan Nabi juga manusiawi seperti kita, sehingga meskipun derajatnya tetap diatas kita namun ada harapan secara manusiawi kita meraih terbaik yg bisa kita upayakan secara manusiawi pula (karena manuisawi ada tingkatannya yg masih relevan jika dibandingkan antara jenis manusia dengan malaikat yg tak relevan - beda tantangannya)
⭕️ SECARA MENDASAR, DOSA ADALAH BATAS KETIKA ADA YANG TAK BENAR TERJADI YG NAMPAK DARI KETAKSEMPURNAAN KEPATUHAN, YG SECARA PRAKTIS DITANDAI DENGAN TAK TUNTASNYA TUGAS YG DI AMANAHKAN.
Beliau dan Nabi lainnya makshum karena mereka para Nabi selalu menuntaskan tugasnya sebagai tanda kesempurnaan tanggung-jawabnya.
Kalau ditarik lebih dalam lagi, maka kesempurnaan para Nabi (apapun tuduhan mereka terhadap para Nabi) adalah kesempurnaan yg sesuai dengan amanah dari masing-masing Nabi.
Berbeda dengan kita yg bukan Nabi, sehingga banyak melakukan lupa yg berlanjut ke ceroboh lalu naik peringkat ke dosa di satu atau lain keadaan.
BATAS KEMAKSHUMAN
🔰 Ketika ada yg selalu menjaga dibanding dengan yg tak dijaga, maka keadaannya tetap memberi hasil berbeda yg lebih baik pada yg dijaga dibanding yg tak bisa dijaga
✅ Bahasa sederhananya, manusia tempatnya lupa, tetapi Nabi tempatnya tak pernah lepas dari penjagaan-Nya. Ini yg membedakan antara kita yg tak makshum dengan para Nabi yg makshum
ANTISIPASI BANTAHAN ...
Kita akan mempersiapkan arah berbeda untuk menghadapi bantahan mereka yg anti Islam.
- 1⃣ Jika Nabi ada kelemahan ... itu manusiawi sebagai teladan yg memberi harapan pada kita untuk bisa meraih kualitas terbaik yg khas diri kita.
Karena Nabipun bisa wafat dan bukan Tuhan dan bukan berarti terputusnya teladan, karena kenangan tentangnya bukan hal yg mustahil, melainkan bisa diteladani
- 2⃣ Jika Nabi tak pernah lupa, tak pernah lemah, sehingga kita tak bisa meneladaninya❓Justru Nabi menjadi tolok ukur tertinggi kita agar sadar bahwa kita jangan angkuh karena tak bisa melampaui batas Nabi. Ini juga menjadi teladan bagi kita sebagai tolok ukuran agar sikap kita tak melampaui batas
Kekuatan Konsistensi Islam
ARTINYA, TUDUHAN NEGATIF APAPUN DARI MEREKA ATAS ISLAM, ADALAH TUDUHAN YG TIDAK TEPAT.
Bukan karena cocoklogi sehingga kita selalu merasa benar. Namun konsistensi konsep moralitas & keimanan pada Islam yg terjaga itulah, bantahan terbaik yg tak bisa mereka runtuhkan.
Sekali lagi, bukan cocoklogi, melainkan konsistensi, sehingga ketika seolah terbantahkan, itu hanya sementara saja sampai nanti melalui kesabaran kaum muslim, akan dinampakkan betapa konsistensi keimanan moral Islam, akan memukul balik mereka sendiri (yg membuat tuduhan buruk sangka)