Penciptaan

Seremonia
3 min readJun 22, 2020

Apakah Tuhan atau manusia menciptakan? Tetapi penciptaan oleh-Nya selalu dari ketiadaan!

Dalam komunikasi sehari-hari, ketika kita membuat suatu istilah atau melabeli sesuatu hal, cenderung sedemikian sederhana, bukan karena kesederhanaannya tetapi karena tanpa dipikirkan lebih dalam, sehingga kesederhanaan pelabelan justru menimbulkan ambiguitas di kemudian hari (ketika ada pihak yang mencoba membuat perbandingan).

Ini dapat terjadi karena melakukan perbandingan dan melihat kemiripan, sehingga memukul rata.

Untuk lebih memahamkan hal ini, dapat disimak pada bahasan tentang Creatio Ex Nihilo.

Bahwa proses penciptaan antara manusia & Tuhan nampak kemiripannya. Yaitu mengadakan sesuatu yang baru. Walaupun sebenarnya berbeda jauh.

FUNGSI

Perlu diingatkan bahwa sebenarnya sesuatu adalah selalu merupakan fungsi. Sesuatu memiliki fungsi tertentu. Dan Tuhan adalah sumber dari segala fungsi.

Tuhan menciptakan fungsi, karena memang Tuhan mengadakan fungsi yang sebelumnya tiada. Dari ketiadaan fungsi menjadi adanya fungsi.

Batu adalah suatu fungsi. Api adalah suatu fungsi. Partikel adalah suatu fungsi. Semua memiliki fungsi, dalam arti bahwa semua memiliki dampak, memberi pengaruh (berdampak — mempengaruhi).

Fungsi itu sesuai dengan hukum kekekalan energi, hanya dapat difungsikan itu sendiri — didayagunakan, tidak dapat dihancurkan.

Fungsi adalah daya guna. Suatu kegunaan. Difungsikan berarti (energi yang) didayagunakan (untuk memberikan dampak/pengaruh tertentu)

Seharusnya menciptakan merupakan pengadaan (yang menghadirkan) sesuatu (fungsi) dari yang tadinya tiada (tersembunyi) menjadi ada (tak tersembunyi).

Istilah “menciptakan” oleh manusia harus diartikan menemukan (sebuah penemuan) dan mengatur (sebuah pengaturan), bukan meng-ada-kan dari tiada menjadi (hadir) ada.

Ketika dikatakan manusia menciptakan sesuatu yang baru, ini tidak benar, karena “menciptakan” oleh manusia disini bukanlah “mengadakan fungsi” tetapi “memfungsikan sesuatu” — mendayagunakan sesuatu . Jadi fungsi telah ada hanya saja (pendaya - gunaannya yang) diarahkan.

TIADA & ADA

Ada yang menganggap bahwa penciptaan oleh Tuhan bukan dari ketiadaan. Ini salah. Tuhan menciptakan sesuatu dari ketiadaan.

Tetapi bagaimana mereka yang meyakini penciptaan bagai mengeluarkan es dari air — dari “ada” ke “ada” yang lain. Ini juga benar tetapi tidak tepat. Mengapa?

Keberadaan sesuatu dihitung dari sejak adanya sesuatu.

Es (yang “ada”) keluar dari air (yang juga “keberadaan”), memang disebut “adanya” sesuatu dari “keberadaan”, tetapi tidak berarti “penciptaan bukan dari ketiadaan”, tetap saja “penciptaan dari ketiadaan.

Ke”ada”an es yang keluar dari air adalah ke”ada”an yang baru saja (bagi kita) yang sebelumnya tiada hadir.

— — —

Tuhan menciptakan fungsi dari yang tadinya tiada (bagi kita) menjadi ada. Inipun juga memiliki arti lebih dalam lagi, yaitu mengeluarkan fungsi yang tersembunyi.

Sedangkan (proses) manusia menciptakan selalu merupakan: menemukan dan mengarahkan satu atau lebih fungsi untuk suatu (tujuan yang membawa) kemanfaatan tertentu.

Dan Tuhan menciptakan sesuatu dari tiada (nya yang tak mungkin di persepsi oleh kita — di luar dimensi realita kita, potensial) menjadi ada (nya yang dapat di persepsi oleh kita — di dimensi realita kita, aktual), sedangkan manusia mengatur dari adanya temuan formasi fungsi sebelumnya (yang telah ada — dimungkinkan di persepsi di dimensi realita kita, aktual) menjadi formasi fungsi yang baru (dengan pola yang baru — yang dimungkinkan di persepsi di dimensi realita kita, aktual).

Creatio Ex Nihilo

--

--