🎯 Relevansi (Kesadaran, Kebebasan & Sebab-Akibat)
❇️ Sebab Memberi Kuasa Atas Akibat, Dan Perbuatan Yang Disadari Akibat Berasal Dari Akibat
- Yang menolak "sadar yang menjadi penentu asal perbuatan" ❌ berarti harus menerima bahwa "Maha Sadar-Nya Tuhan tidak menentukan asal perbuatan (dari-Nya) ❌ yang absurd ✅
⭕️ Jika anda membantah bahwa kesadaran itupun dari-Nya, yang berarti diakui adanya teritori kesadaran, sehingga ketika diakuinya ada kesadaran sebagai akibat tentu ini juga merupakan teritori, sehingga ada teritori yang berhak memutuskan karena kuasa-Nya
Yang menolak "sadar yang menjadi penentu asal perbuatan" berarti harus menerima bahwa "Maha Sadar-Nya Tuhan tidak menentukan asal perbuatan (dari-Nya) yang absurd
Jika perbuatan-Nya maka itu kehendak-Nya, dan jika kuasa-Nya, maka itu kehendak-Nya atas ciptaan-Nya.
Jadi harus dibedakan hirarki antara berbuatnya akibat dengan kuasa Sebab bagi akibat
Akibat berbuat karena menyadari perbuatannya, namun perbuatannya karena kuasa-Nya
Jika perbuatan-Nya maka itu kehendak-Nya, dan jika kuasa-Nya, maka itu kehendak-Nya atas ciptaan-Nya.
Kuasa & Perbuatan Karena Kuasa
Jadi harus dibedakan hirarki antara perbuatan akibat dengan kuasa Sebab bagi akibat
Akibat berbuat karena menyadari perbuatannya, namun perbuatannya karena kuasa-Nya
Di sini akibat tetap dalam kuasa-Nya yang meliputi ciptaan-Nya, sehingga kita masih tetap bisa menyadari kemutlakan kuasa-Nya.
Namun di sisi lain juga tetap dapat menyadari betapa ciptaan (akibat) juga bertanggung jawab atas perbuatannya (ciptaannya) yang dikuasakan oleh-Nya (Tuhan) kepadanya (ciptaan-Nya - manusia)
Tuhan Maha Berkuasa, sehingga memberi kuasa kepada manusia untuk berbuat karena kesadarannya atas kuasa-Nya
Pola Kebergantungan
Maha Sempurna & Sempurna. Ada manusia yang sempurna karena bisa menuntaskan secara bertahap atas kehendak-Nya, sedangkan Tuhan MAHA SEMPURNA karena setiap tahapan adalah yang terbaik (tuntas)
Nyata & Ada. Manusia itu "ada" sedangkan Tuhan itu "Maha Ada" (Nyata) karena "adanya" kita bergantung kepada-Nya
Demikian pula kerangka berpikir di atas juga dapat disadari pada kebenaran bahwa ...
Maha Kuasa & Perbuatan. Manusia berbuat sedangkan Tuhan berkuasa, sehingga perbuatan manusia atas kuasa-Nya.
Demikian pula ...
Yang Sadar & Maha Sadar. Dimana manusia sadar atas perbuatannya, sedangkan Tuhan Maha Sadar karena kuasa-Nya atas manusia.
📌 Jadi manusia menyadari perbuatannya yang dikuasakan oleh-Nya, sehingga perbuatannya (ciptaan) harus dipertanggung -jawabkan kepada yang memberi kuasa (Tuhan)
Di sini Yang Maha Kuasa memberi kuasa untuk berbuat, sehingga Yang Maha Kuasa menentukan segala perbuatan manusia.
Jadi yang memahami seperti ini ... "semua perbuatan manusia adalah perbuatan-Nya " harus disadari sebagaimana ini "dia yang berbuat berasal dari kuasa-Nya"
Atau kalau mau dipaksakan "dia yang berbuat berasal dari perbuatan-Nya", maka tetap disadari dalam satu arah yang tak bertentangan yaitu "ada yang berbuat yaitu dia yang perbuatannya dari-Nya"
🎯 Tak bisa dikatakan "dia tak berbuat karena kuasa-Nya". Tetapi justru tersirat tanpa disadari menegaskan perbuatannya dari kuasa-Nya
- Jika ini diterima "dia tak berbuat karena kuasa-Nya", berarti Allah tak punya kuasa ❌
- Atau jika ini diterima "dia berbuat karena kuasa-Nya", berarti "ada dia yang berbuat karena kesadarannya" dan + "ada Tuhan yang berkuasa atas manusia" ✅
Jadi dari arah manapun di debat, jika dilakukan dengan teliti, menegaskan bahwa kita bertanggung jawab atas perbuatan kita karena kuasa-Nya
Pola Melingkar
Jadi pola hirarki "Nyata" & "ada", "Maha Sempurna & sempurna", "Maha Kuasa & perbuatan" tak meniadakan tanggung-jawab manusia dengan tetap mengagungkan Tuhan.
Penjelasan ini menegaskan pola melingkar yang tak bisa dibantah kecuali menguatkan yang dibantah itu sendiri.
Ya benar, pola melingkar yang tak disadari yang jika disadari justru menegaskan arah kebenarannya secara jelas.
Contoh pola melingkar ....
- "Tak ada yang pasti" melingkarnya dimana? "Tak ada yang pasti"membuktikan "adanya kepastian itu sendiri".
Dan mereka telah terjebak "seolah tak ada tanggung jawab" karena "semua perbuatan kita berasal dari-Nya" yang melingkarnya justru menegaskan "adanya perbuatan kita"
JADI❓Pola melingkar ini menunjukkan bahwa setiap argumen yang berusaha menolak peran kuasa Tuhan dan tanggung jawab manusia justru memperkuat hubungan tersebut. Pola ini menggarisbawahi bahwa manusia bertanggung jawab atas perbuatannya, karena perbuatan tersebut terjadi atas kuasa Tuhan. Pola melingkar ini tak bisa dibantah tanpa menguatkan yang dibantah itu sendiri.
Konsep melingkar ini tak perlu membingungkan karena ini menegaskan adanya proses yang selalu kembali ke awalnya. Justru jika tak ada pola melingkar seperti ini maka, tak ada pola yang berarti tak ada kemungkinan apapun yang mustahil