Memang pilihan bisa sedemikian sulit. Namun tidak berarti lalu tidak membuat pilihan DAN ...
Pilihan Yang Sulit
Ini menarik, ada aksioma tentang hidup itu pilihan, lalu tidak melegalkan asal pilih.
- Atau ... pilihan itu sulit, tetapi tidak berarti melegalkan salah pilih
- Atau, tiada yang sempurna jadi wajar salah pilih.
Ini semua seputar pilihan, salah pilih, probabilitas pilihan, atau tidak ada kebenaran yang mutlak
Atau, sesuai kemampuan, semuanya berputar-putar ke sana, berlindung dibalik, pilihan yang tidak jelas.
- Berlindung dibalik "bahkan Tuhanpun memberi pilihan" bla bla bla
Lalu ... mendadak mereka melegalkan "ini pilihan saya, ini keputusan saya, ini batas kemampuan saya, terus masalah buat anda"
Ini yang membuat mereka mudah mengabaikan agama, mudah meremehkan agama, berdalih dengan "banyak pilihan membingungkan".
Te-ta-pi mereka sendiri melakukan kekonyolan dengan justru melegalkan asal memilih, melegalkan pilihan yang absurd, dan menggampangkan pilihan, sesuatu yang jika dihadapkan ke orang lain seolah ketat menjaga pilihan.
Jadi ke orang lain sok ketat, tetapi ke diri sendiri lunak! Standar ganda!
Jadi? Hidup itu pilihan? Hidup itu keputusan!
- Keputusan itu dilandasi perjuangan yang jujur.
Pilihan Yang Jujur
Pertanyaan balik? Hidup itu pilihan? Seberapa jujur kita melakukan pilihan?
Jadi jawaban singkatnya terlebih dahulu tentang "hidup itu pilihan", cukup dijawab balik ...
- APAKAH PILIHAN ANDA DIPUTUSKAN SECARA JUJUR?
Karena ketika mereka berdalih "hidup itu pilihan" jawaban kita ke mereka cukup sederhana = hidup itu pilihan tidak berarti "HIDUP ITU MENCURANGI (MENGAKALI) PILIHAN"
Mencurangi Pilihan
Apakah anda mencurangi pilihan anda?
Ini kalau diperpanjang sebenarnya akan menyudutkan mereka secara telak.
Sekali lagi, jika mereka mencurangi pilihan? Ini kalau diperpanjang sebenarnya akan menyudutkan mereka secara telak
Kalau dijawab singkat & padat?
“Hidup itu pilihan ...”
- Dijawab sederhana = jangan melakukan standard ganda!!
STANDARD GANDA DALAM MEMILIH
Contoh sederhana sekali "hidup itu pilihan" lalu seolah mereka telah bijaksana dalam memilih atau pembelaan bahwa pilihan mereka sudah yang terbaik? Yakin? Bahkan jika didesak terus akan nampak …
- Mereka mengakali pilihan.
- Mereka tidak jujur dalam memilih.
- Mereka menilai dirinya sendiri lebih rendah dari kemampuannya sendiri.
- Atau mereka menggampangkan pilihan
- Mereka membohongi diri mereka sendiri (jika disimpan dirahasiakan) atau membohongi orang lain (jika dijadikan alasan ke orang lain)
Contoh sederhana ...
Mereka ketat menolak pilihan ini & itu, lalu menerapkan standard ketat, seolah pilihan orang lain salah, ga masuk akal karena ini & itu bla bla bla ...
Te-ta-pi .. ketika mereka terkena sakit parah dan diagnosanya mengarah vonis kematian, mendadak pilihan yang sebelumnya dianggap tak masuk akal, diterima demi kesembuhan.
Sulit berdebat dengan orang yang melakukan standard ganda, dan tidak perlu kita membuang waktu untuk mereka sejauh kita mengingatkan.
- Namun jika itu keluarga dekat atau orang terdekat, dan kita merasa perlu berdebat keras, maka cukup kita berdebat seputar hal ini. Kita ungkapkan, kita buka semua sikap mereka yang menunjukkan betapa mereka banyak melakukan tipu daya terhadap diri sendiri & orang lain.
Kita putar-putar seputar ini, kita bahas detail keseharian mereka, kita selidiki kebiasaan mereka sehari-hari dalam mengambil keputusan, kita tunjukkan bahwa banyak dari keputusan mereka ...
- asal memutuskan
- mengakali cara melihat pilihan
- tidak jujur dengan diri sendiri (mampu tetapi sok ga mampu)
Nanti cepat atau lambat bergantung dari seberapa kuat anda debat dengan mereka beberapa jam atau disambung beberapa hari, minggu, akan terlihat kejengkelan mereka, akan terlihat tipu daya mereka.
Demikianlah Tuhan menyindir mereka
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنْ يَّسْئَــلْكُمُوْهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوْا وَيُخْرِجْ اَضْغَا نَكُمْ
iy yas-alkumuuhaa fa yuhfikum tabkholuu wa yukhrij adhghoonakum
"Sekiranya Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (agar memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir, dan Dia akan menampakkan kedengkianmu."
(QS. Muhammad 47: Ayat 37)
* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
JIKA MEREKA DERMAWAN, YA CUKUP SAMPAI SITU SAJA, JANGAN SOK MEMBUAT STANDARD KEBAIKAN HARUS SEPERTI INI LALU BERSIKAP KERAS TANPA AMPUN.
NANTI KALAU KEDERMAWANAN MEREKA DIDESAK TERUS, DIMINTAI TERUS, BARU TERLIHAT ASLINYA, "PELIT" lalu beralasan ini itu. Jadi lebih baik jangan sok menghakimi harus begini begitu sok keras, tetapi ketika dihakimi ke diri mereka sendiri, mendadak mereka berkelit.