SADAR DIRI & BERSYUKUR

Seremonia
5 min readJul 27, 2023

--

Photo by Amadeo Valar on Unsplash

Sadar diri itu memahami diri sendiri dengan baik, baik secara fisik maupun mental. Bagaimana kita mencapai kesadaran diri❓

📍Yang punya kesadaran atas diri sendiri berarti sadar akan empat hal yaitu motif, motivasi, niat & tujuan.

  • 👉 Motif itu alasan, motivasi itu dorongan, niat itu daya kehendak yg menegaskan kekuatan motivasi.
  • 👉 Derajat dari motivasi dapat terlihat dari jenis niatnya di level "suka", "ingin", "perlu" atau "harus"

🧩 Secara sederhana dapat dipahami sebagai "pemicu", "dorongan", kekuatan" & "arah"

🎯 Motif, motivasi & niat dipakai agar kita bergerak meraih tujuan.

⛳ Motif, motivasi & niat harus diberikan pengawasan lalu diwujudkan dalam tindakan ke arah tujuan.

Pengawasan & Pelaksanaan

Pengawasan harus diarahkan ke motif & motivasi, sedangkan niat dapat dilaksanakan melalui dukungan internal & eksternal.

Jika niat sudah mengharuskan namun keadaan tak mendukung, maka motif tak termotivasi agar terwujud menjadi hasil akhir sesuai tujuan

Dukungan Internal

Jika niat telah mengharuskan, maka tubuh terotomatisasi untuk mendukung langkah menuju tujuan.

Untuk tujuan sederhana sebatas mengambil barang, jika niat (daya kehendak) belum mengharuskan, maka anggota tubuh (tangan atau lainnya) tak akan bergerak untuk mengambil barang

Dukungan Eksternal

Jika orang lain tak mampu menyadari seberapa jauh tujuan kita harus dilaksanakan, maka niat kita akan sulit memperoleh dukungan.

Kelemahan & Dukungan

Pengawasan harus merupakan elemen sadar diri yang mengenali kelemahan diri. Dan dukungan harus merupakan pertolongan baik melalui potensi diri (dukungan internal) atau dari luar diri kita (dukungan eksternal)

📌Jika kita telah merasa kuat, maka kewaspadaan menurun, dan dukungan belum tentu diperoleh secara optimal.

Kepercayaan Diri

Kelemahan: Jadi menyadari kelemahan niat kita, akan memudahkan menaikkan dorongan (motivasi) atau mengoreksi prioritas dari motif (alasan) kita

〰 Ini penting agar kita memiliki alasan yang kuat (prioritas terbaik, relevan sesuai konteks) sebagai "pemicu", sehingga termotivasi (terpicu - terdorong) dengan "kekuatan" niat yang kuat (mengharuskan) yang merupakan bentuk kekuatan tanggung-jawab

  • Dukungan: Jika tak mampu memiliki dukungan yang mengatasi kelemahan, maka kepercayaan diri kita juga melemah seiring melemahnya dukungan
  • Sinergi. Jadi kepercayaan diri hanya dapat dibentuk secara kokoh dengan melibatkan sadar akan kelemahan diri sehingga mampu mencari dukungan yang sesuai yang mampu mengatasi kelemahan diri

❇️ Terlalu percaya diri atau sekedar percaya diri tanpa meneliti kelemahan diri, akan mengakibatkan kecerobohan atau gagal mengantisipasi keadaan tak terduga.

  • Pengawasan Optimal. Jadi secara mendasar, menyadari kelemahan diri, bukan sekedar diperlukan namun diharuskan agar tercapai pengawasan yang optimal sebagai bentuk kewaspadaan yg optimal juga

✅ Dari sini dapat dipahami mengapa menyadari kelemahan diri tidak berarti melemahkan kepercayaan diri, melainkan justru menyadari seberapa jauh perlunya dukungan, sehingga membentuk kepercayaan diri yang kuat

  • 〰 Tak menyadari kelemahan diri akan melemahkan pertahanan
  • 〰 Menyadari kelemahan diri akan mampu menutupi kelemahan pertahanan
  • 〰 Namun juga tanpa dukungan, maka kewaspadaan (sadar akan kelemahan diri) akan sia-sia

👉 Semuanya ini menjadi fondasi mendasar untuk meraih kepercayaan diri yang seimbang

BERSYUKUR

Demikian pula ketika kita bersyukur, maka ada dua hal yang harus terjadi. Yaitu:

  • 1⃣ Sadar akan kelemahan diri &
  • 2⃣ Sadar memperoleh dukungan dari-Nya (bukan dari daya upaya sendiri)

Jadi❓Sikap lahir yang penuh percaya diri, hanya dapat dilakukan jika melibatkan sadar akan kelemahan diri.

  • Memang optimisme atau kepercayaan diri perlu dibentuk, namun ini tak berarti bisa lepas dari sadar akan kelemahan diri.

Bahkan optimisme terbaik itupun terjadi karena adanya sadar akan kelemahan diri

Titik Kritis

Ada beberapa keadaan yang perlu dicermati secara tajam.

  • Jika kita sekedar punya penilaian baik terhadap diri kita, maka kepercayaan diri akan membawa masalah di kemudian hari ketika menghadapi resiko yang tak dipikirkan sebelumnya
  • Demikian pula jika kita hanya menilai buruk keadaan kita, maka akan mudah putus-asa.

Yang diperlukan bukan berbaik sangka terhadap diri kita atau berburuk sangka terhadap diri kita, namun perlu tambahan satu lagi yaitu adanya dukungan.

Tanpa dukungan atau bantuan, maka persangkaan (penilaian) apapun terhadap diri kita tak membawa kemajuan sama sekali.

Sugesti

Itu sebabnya banyak orang yang menyemangati diri sendiri, mensugesti diri sendiri tetapi tetap tak ada kemajuan proses perjuangan karena pada kenyataan di lapangan, banyak halangan yang tak disadari sebelumnya karena pengawasan minim terhadap kelemahan diri, sehingga apa yang diucapkan tak sesuai hatinya yg penuh kecemasan akibat terlambat menyadari kelemahan.

INTINYA ADALAH PADA DUKUNGAN, agar kekurangan atau kelebihan diri dapat diatasi dicarikan solusinya.

❇️ Jadi, bukan sekedar meraih kepercayaan diri, melainkan bagaimana menggapai keyakinan yang kokoh (melalui sadar akan kelemahan diri dan tidak berdiam diri melainkan mencari bantuan)

❇️ Semakin seseorang mensugesti diri tanpa menyadari kelemahan diri, maka semakin meletakkan diri di dalam hati (tanpa disadari) sebagai seorang yang meragukan apa yg diucapkan. Ini suatu kepercayaan diri yang palsu, menipu tanpa disadari

  • Sugesti harus dijalankan berlandaskan adanya pendukung (mestakung) atau bagi yang beiman kepada Tuhan, berlandaskan KeTuhanan. Agar bukan sekedar sugesti kosong (tanpa disadari)

SECARA SINGKAT, setiap kali memotivasi diri, selalu harus memperhatikan "kelemahan diri & dukungan". "kelemahan diri & dukungan", "kelemahan diri & dukungan", "kelemahan diri & dukungan", begitu seterusnya keseimbangan atas "kelemahan diri & dukungan" harus disadari agar membentuk kepercayaan diri yang sejati

  • 〰 Bersyukur harus melibatkan sadar diri atas "kelemahan diri & dukungan dari-Nya"
  • 〰 Berdoa harus melibatkan sadar diri atas "kelemahan diri & dukungan dari-Nya"
  • 〰 Percaya diri yang konsisten, harus melibatkan sadar diri atas "kelemahan diri & dukungan dari-Nya"
  • 〰 Kepatuhan harus melibatkan sadar diri atas "kelemahan diri & dukungan dari-Nya"

👉 Jika tidak demikian maka bukan lagi sikap bersyukur, bukan merupakan doa, bukan pula kepercayaan diri yang kokoh & bukan pula kepatuhan, melainkan keangkuhan, yang meskipun membawa hasil namun hasilnya dapat sedemikian rapuh

Penerapan Konsep "Kelemahan diri & Dukungan"

Ketika seseorang memotivasi diri, punya banyak cara, namun secara mendasar meletakkan optimisme di diri kita.

  • Mestakung - Semesta Mendukung. Yang jadi masalah, kita sering menemukan motivator yg mengatakan "kamu bisa", "kamu hebat", kamu menang" bla bla bla ... Kesannya suatu hal yang positif dan ... memang berdampak positif, karena ... MEMBUKA KREATIFITAS BAWAH SADAR. Oh bawah sadar toh, yup.

❇️ Cukuplah Allah Bagiku. Taraf lebih tinggi lagi atau tertinggi kalau bisa dihayati 100%, yang justru kebalikan dari saran motivator. Yaitu "aku bodoh itu sebabnya perlu Engkau pahamkan", "aku lemah tiada daya, maka perlu Engkau menjagaku", "aku penuh kesia-siaan maka jadikan aku bermanfaat Ya Allah"

✅ Konsep inilah yg dimaksud oleh agama yang disepakati oleh METAFilsafat sebagai langkah menjaga keseimbangan dalam berikrar.

❇️ Tinggal kita pilih "mestakung" ❌ atau "Hasbiyallah". Saya pilih "Hasbiyallah" ✅

Sikap Praktis

JADI❓Setiap kali kita mensyukuri kesehatan kita, mensyukuri keadaan kita, sebenarnya sudah harus melibatkan "sadar kelemahan diri & sadar beroleh bantuan dari-Nya"

  • 👉 Sama saja kasusnya dengan ketika seseorang mensugesti diri namun di hatinya terbersit keraguan yg muncul di luar dugaan akibat terlambat menyadari resiko (karena terlambat menyadari kelemahan diri).
  • 👉 Demikian pula yang terjadi ketika seseorang bersyukur kepada-Nya namun angkuh atau mudah meremehkan orang lain atau sulit menghargai perjuangan orang lain, maka sebenarnya rasa syukurnya menjadi tercoreng.

📍Lalu bagaimana sikap kita dalam menyemangati orang lain, jika harus melibatkan menyadari kelemahan diri❓

  • 👉 Tegaskan bahwa mereka mampu dengan disertakan resiko yg harus dihadapi serta diberitahu dimana dapat memperoleh dukungan. Ini adalah bentuk memotivasi dengan penuh tanggung jawab. Motivasi yg lengkap, tak nanggung dan mendekati sempurna

〰 Jika tak bisa seperti itu, jangan lakukan memotivasi, karena jatuhnya akan menjadi PHP negatif (pemberi harapan palsu). Yang seharusnya PHP positif (pemberi harapan penuh)

♒♒♒

Sekali lagi, tak ada masalah, jika sadar akan kelemahan sendiri, selama harus disertai adanya bukti dukungan, maka sikap lahirnya akan bisa menunjukkan kepercayaan diri yg tak dilandasi keangkuhan, melainkan kepercayaan diri yg menegaskan keyakinan yang kokoh yang tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri melainkan pemilihan sikap termasuk pemilihan ucapannya dilandasi keyakinan yg secara alamiah mampu dirasakan oleh mereka yang mengamatinya

  • 👉 Ini untuk menghindari memotivasi yg tak realistis, jauh dari pragmatis sehingga sulit meraih idealisme yang relevan

📌 Simak Idealisme, Realistis & Pragmatis

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet