Bagaimana memastikan siapa/apa yang menjadi penyebab dari suatu peristiwa? Tidak mudah — How to determine who / what is the cause of an event? Not that easy.
Banyak hal yang disembunyikan, aturan yang berlaku dan ukuran kelayakan lainnya. — Many things are hidden, the rules that apply and other measures of eligibility.
Tidak ada yang sempurna, tetapi paling tidak berusaha mendekati secara lebih layak, agar hasilnya lebih bijaksana (adil) ... — Nothing is perfect, but at least we make it a try to do it more appropriately, so that the result is wiser (fairly — justice) ...
Hanya Tuhan Yang Maha Bijaksana — Only God is the most wise
Kita tidak mencoba menemukan pendosa. Karena kita semua adalah orang berdosa. — We are not trying to find the sinner. Because all of us are sinner.
Kita menyelidiki dengan pendekatan yang berbeda, bukan dengan menggunakan istilah populer seperti: kausalitas, korelasi, dan sebagainya. kita harus melihat lebih jelas lagi, agar dapat melihat kasus ini dengan lebih mudah dipahami. — We do investigate in a different approach, not by using popular terms like: causality, correlation and so forth. We ĵust have to see even clearer, to quickly grab the case easily to be understood.
Ada agenda tersembunyi dan referensi terbuka. Keduanya harus ditangani dengan bijak, agar kita tidak menjadi orang paling berdosa yang pernah ditemukan. — There is hidden agenda and open reference. Both must be tackled wisely, so that we won’t be the most sinner ever found.
Ada derajat keterlibatan kausalitas. Dan bahwa sudut pandang yang berbeda akan menyelesaikan ini. Tapi bagaimana caranya? — There are degrees of involvement on causality. It was said diferent point of view would solve this. But how?
Itu dengan memperluas sudut pandang kita. Sehingga kita dapat melihat tidak hanya satu langkah kausalitas tetapi banyak hal sebagai penyebab langkah lainnya. Sehingga kita bisa menangkap penyebab yang sebenarnya. — It’s by widening our point of view. So that we can see not only one step of causality but a bunch of things as the cause of another else. So that we can catch the real pointer.
HIRARKI — SEQUENCE (TREE HIERARCHY)
Ada hal-hal yang sebelumnya tersembunyi harus ditemukan dulu, untuk diteliti lebih lanjut. Yaitu — There are previously hidden things should be found first, to be examined further. Those are
- simpul tersembunyi — (hidden) nodes
- motivasi tersembunyi — (hidden) themes
- kekuatan tersembunyi — (hidden) strength
- kebergantungan tersembunyi — (hidden) dependency
Ini melibatkan referensi tersembunyi / terbuka. Node tersembunyi hanya dapat ditemukan karena kejujuran atau penyelidikan. — These involves hidden/open reference. Hidden nodes can only be found because of honesty or investigating.
Menjadi jujur yang sebagian besar ditutupi tetapi akhirnya mereka akan membukanya secara terpaksa - mengungkapkan skenario nyata. — Being honest that mostly covered up but finally they will open it to be known — disclose the real scenario.
Referensi tersembunyi agak dalam ketidakmampuan kami sendiri untuk melihat dengan tampilan yang jelas, penyelidikan yang salah atau lemah (tidak ada dukungan) atau agenda tersembunyi. Melalui pengalihan, kamuflase, dan sebagainya. — Hidden reference is somewhat our own inability to see with clear view, wrong or weak investigation (no support) or hidden agenda. Through diversion, camouflage, and so forth .
Semua ini tidak terdeteksi secara tepat kecuali tanpa sengaja bocor, di bawah tekanan atau kejujuran — All of these are not well known unless accidently leaked, under pressure or being honest.
Penyelidikan yang layak perlu dilakukan — Proper investigation may be used
PERBANDINGAN — COMPARISON
Bidang ini dapat dilakukan segera setelah kita temukan (atau melalui dugaan) hal-hal yang tidak masuk akal, sesuatu yang aneh harus diklarifikasi — This field may be conducted once we found (or through our guts) the things still don’t make senses, something weird must be clarified.
KEMATANGAN — MATURITY
Ini seperti menyalahkan seorang anak kecil melakukan hal-hal buruk seperti yang dilakukan orang dewasa. Itu tidak relevan. Di luar konteks. — It’s like blaming on a child doing bad things as adult did. It’s irrelevant. Out of context.
Misalnya, berteriak adalah sikap yang baik untuk mengingatkan seseorang saat melakukan sesuatu, tetapi itu tidak sopan untuk komunitas tertentu — For example, yelling it’s good attitude to remind someone while doing something, but it’s impolite to a specifc community
Ini dapat dikenali secara bertahap — Most of them can be divided into:
- ketidak-matangan — immature
- aturan lokal (komunitas) — local judgemental
Ini benar atau salah secara subyektif tergantung di mana kita tinggal, aturan setempat. — It’s subjectively true or false depending on where you live, local rules.
Bagi sebagian orang, agama harus dikukuhkan sebagai pedoman. — For some people, religion must be confirmed as guidances.
PENYELIDIKAN — INVESTIGATING
Ini semudah menemukan langkah sebelumnya dari reaksi berantai dalam sebuah urutan. — It’s as easy as finding previous step of chain reaction within a sequence.
Saya akan menjelaskannya dengan gambar agar kita bisa melihat kasusnya dengan mudah. — I am going to explain it with picture so that we can spot the case easily.
Investigasi disini akan menjalankan ketiga pilar tersebut untuk menemukan simpul yang sebenarnya sebagai penyebabnya. — Investigating here wil run those three pilars to find the true node as the cause.
- Simpul — Nodes: (hidden nodes), theme, strength & dependency
- Perbandingan — Comparison
- Kematangan — Maturity
Ini bukanlah penyelidikan yang sempurna meskipun hasilnya dianggap berhasil tercapai. — This is not a perfect investigation although the result to be considered succesfully attained.
Kita bukanlah entitas yang sempurna. Bahkan sebagian dari kita melakukan penyelidikan melalui spiritualitas, atau dibocorkan karena dihantui dosanya sendiri melalui fenomena spiritual maupun psikologis (bersaksi setelah sekian lama mengalami perasaan traumatis). — We are not a perfect entity. In fact some of us did investigation through spirituality, or leaked because of haunted by their own sin through spiritual phenomenon or psychologically (testifying after period of time having traumatic feeling).
Jadi metode investigasi ini jauh dari sempurna, tapi setidaknya kita bisa melihat kasus (lebih dekat) untuk diselesaikan dengan tepat. — So this methode of investigation is far from perfect, but at least we can see the case (closer to) precisely solved.
Saatnya kita mulai — Now, it’s time to do …
- penyelidikan simpul — investigating nodes
- analisa perbandingan — investigating comparison &
- analisa kematangan — investigating maturity
- PENYELIDIKAN SIMPUL — INVESTIGATING NODES
Lihatlah bagan dibawah ini — Let us see this tree.
# Tersembunyi — Hidden #
Kita mencoba mencari tahu penyebab momen tersebut — We are trying to find out the cause of the moment.
Bisa jadi "B" atau "C" atau "A" (masih tersembunyi). — It could be the “B” or “C” or “A” still (hidden agenda).
- Jadi sebelum kita membuat klaim “B” sebagai penyebabnya, mungkin ada “A” yang tersembunyi di dalam garis.- So before we make a claim “B” as the cause, there might be an “A” hidden within line.
- Atau di cabang yang berbeda — Or perhaps on another line (branch) “E”.
- Atau di urutan sebelumnya — Or another place previously “H”?
# MOTIVASI — Theme (Motivational) #
Setelah kita menemukan sejauh yang bisa diperoleh dengan mencoba semua kemungkinan simpul yang mungkin dicurigai, maka langkah selanjutnya adalah, kita harus menemukan motivasi dengan cara tertentu. — Once we found as far as we could try all possible nodes might be suspected, then the next step is that, we have to find the motivational in such tricky way.
Apa motivasi penyebab yang berlokasi di tempat terdekat dengan momen ("A" & "E")? — What is the motivation of the cause that were placed at the closest place to the moment (“A” & “E”)?
Seandainya si "A" sengaja membuat momen (seseorang) itu mengalami dehidrasi. Kemudian kita harus melihat semua simpul terkait sebelumnya dengan tema yang sama (niat jahat - dehidrasi). — Supposely the “A” had intentional to put the moment into dehidration. Then we have to look at all previous linked nodes with the same theme (evil — dehidration).
Misalkan "A" dan "C" memiliki maksud yang sama, maka pilihlah yang paling jauh sebagai penyebabnya ("C"), dan "A" ĵuga "B" sebagai anggota tim - kecuali ditentukan lain (kita membicarakan ini kemudian). — Supposely the “A” and the “C” had the same intention then pick the fartest as the cause (“C”), and the “A” & “B” as the member of the team — unless otherwise specified (we talk this later).
# Kekuatan — Strenght #
Segera setelah kita menemukan simpul dengan niat yang sama (membuat seseorang mengalami dehidrasi) - simpul "A" & simpul "C", dan kita menduga "C" adalah penyebabnya, maka sebaiknya kita harus menguji lebih lanjut. — Once we found nodes with the same intention (put someone into dehidration) — nodes “A” & nodes “C”, and we thought the “C” was the cause, but now we must put into further test.
Cari tahu mana yang memiliki kekuatan/pengaruh tertinggi. Mungkin itu penyebabnya. Misalkan “C” memiliki dorongan terkuat dari pada “A”, maka penyebabnya adalah “C” atau sebaliknya.- Find out which one has the highest strength. It maybe the cause. Supposely the “C” has the strongest intention than the “A”, then the cause was the “C” or vice versa.
#Kebergantungan — Dependency #
Setelah kita menemukan satu-satunya penyebabnya (memiliki niat terkuat di antara semua anggota), maka, sekali lagi, perlu dilakukan tes berikutnya. — Once we found the one and only the cause (had the strongest intention among all of members), then, again, put the next test.
Caranya dengan mencari tahu sejauh mana penyebabnya JUGA SEKALIGUS memiliki kekuatan sebagai penentu. jika ada, maka ini paling mendekati untuk diklaim.- It’s by find out how far the cause ALSO has power to control. if has, then this was definitely closest to be claimed.
2. ANALISA PERBANDINGAN — INVESTIGATING COMPARISON
Tapi ketika penyebab "C" menutupi (berbohong) dengan mengatakan bhwa "tidak ada yang terlibat". Berarti? {"D", "E", "F", "G", "H", "I") bukan bagian dari tim {"A", "B", "C"}. Bagaimana kita bisa mempercayainya? — But when the cause “C” told us that “there were no one involved”. Meaning? {“D”, “E”, “F”, “G”, “H”, “I”) were not part of the team {“A”, “B”, “C”}. How can we believe it?
Cukup dengan melakukan perbandingan — Simply by making comparison.
Tanya — Ask: apakah dalam keadaan yang sama pada kasus sebelumnya…, apakah “C” bertindak sama? Jika tidak, maka mungkin ada simpul sebelumnya sebagai pemimpin di belakang skenario. Huruf "C" mungkin hanya pendukung. — whether under the same circumstance on a previous case …, did the “C” act the same thing? If no, then there might be previous node as the leader behind the scenario. The “C” might be just a supporter.
“D” mungkin penyebab (kandidat) selanjutnya yang harus diselidiki lebih dalam. — ”D” might be the next cause should be investigated deeper.
3. PENYELIDIKAN KEMATANGAN — INVESTIGATING MATURITY
Anggaplah kita berhasil menemukan penyebab kasus ini, "C" adalah penyebabnya! — Supposely we found exactly the cause of the case, the “C” was the cause!
Lalu apa langkah berikutnya — What’s next? …
# Ketidak-matangan — Immature #
Tapi sayangnya "C" menderita skizofrenia. Kemudian "C" mungkin dimaafkan karena alasan medis. — But sadly the “C” had schizophrenic . Then the “C” might be forgiven because of medical reason.
Atau (tidak sedang bercanda), ternyata singa terlibat, membuat seseorang bersembunyi di hutan dengan dehidrasi akut, maka pengampunan harus diberikan kepada singa 😊. — Or (no joking), it’s a lion did, made someone hiding in the jungle with acute dehidration, then forgiveness must be given 😊.
# Kebijaksanaan (Aturan/Hukum) Lokal — Law/Local Judgement #
Tapi aturan lokal menyalahkan “C”, lalu “C” adalah orang yang berdosa. — But the local rules blame on the “C”, then “C” is the sinner.
KATA TERAKHIR — LAST BUT NOT LEAST
Ini bukan hanya menemukan penyebabnya, tetapi memasukkan mereka ke penghukuman jika perlu (seorang anak mungkin tidak akan dituduh). — It’s not just finding the cause, but put them into punishment if necessary (a child may not be accused).
Jadi, sine qua non lalu kita menemukan si pendosa? Jangan terlalu cepat menuduh , … karena bukan berarti kasusnya ditutup. Kita masih perlu mencari tahu sejauh mana mereka dapat dituduh. — So , sine qua non then we found the sinner? Not too fast … because it doesn’t mean the case closed. We need to find out how far they can be accused
SELIDIKI, PASTIKAN & TANGGAPI! — INVESTIGATE, CLAIM & RESPOND!
Ini akan diperbarui secara intensif untuk melihat lebih detail untuk mengurangi ambiguitas, tetapi tidak ada jaminan karena ini hanya struktur/tahap awal — This will be updated intensively to see more in details to reduce ambiguity, but no guarantee as this is just the early stage of understanding
