Mengapa fokus kepada sesuatu keadaan/hal mampu merubah keadaan kesadaran kita? Karena fokus adalah mengkaitkan tali kesadaran saat ini kepada tiang dari kesadaran yang lain lalu menarik tali kesadaran saat ini untuk mendekatkannya ke kesadaran yang lain agar kesadaran saat ini tertarik/terhubung ke kesadaran yang lain.
Fokus yang gagal artinya tali kesadaran saat ini dikaitkan ke tiang yang berbeda tetapi tetap berada di kesadaran yang sama (contoh tiang dari: harta, tahta, wanita).
Itu sebabnya kesulitan konsentrasi sama saja seperti mengaitkan tali kesadaran berpindah-pindah ke tiang yang berbeda tetapi tetap di tempat (kesadaran) yang sama.
___
Ada banyak cara menentukan titik fokus, ke mata, hidung, nafas dan lainnya.
Sebagai Muslim saya menggunakan metode ihsan, merasa ada Tuhan di depan.
Banyak yang dibantu dengan nafas (tidak fokus ke nafas tetapi nafas mempermudah fokus ke Tuhan). Juga dengan cara fokus sambil menahan nafas. Ini bukan masalah, karena seperti ketika kita fokus dalam keadaan udara panas, maka kita nyalakan AC/KIPAS.
Ada juga yang berpendapat fokus seperti ini kering (menggangu kesyahduan), terkesan metodis, tidak romantis, lebih romantis jika kita langsung menatap Tuhan (ihsan). Ada pula yang tidak setuju karena dianggap sulit menatap/melihat langsung ke Tuhan (karena di keyakinan saya , Tuhan tidak berwujud).
Zikir secara umum sebenarnya sudah memenuhi kriteria ihsan kalau dicoba untuk fokus ke Tuhan (Allah), hanya saja keadaan mempertahankan fokus ke Yang Tak Berwujud sulit.
Ada dua tantangan:
- kesulitan menyingkirkan gangguan dari luar/dalam sehingga membuyarkan konsentrasi, belum lagi
- kesulitan melihat Tuhan dengan jelas
Hal ini mempersulit penzikir mengalami pencerahan tertinggi (mengalami non dualisme dan lebih tinggi lagi)
Sulitnya menemukan komunitas meditasi Islam yang menggunakan metode ini (fokus langsung menatap/melihat Tuhan), menyulitkan kita untuk mengetahui seberapa jauh bentuk pencerahan yang dapat dicapai dan kendala apa saja yang dapat dibantu untuk diatasi dalam proses pencerahan seperti ini.
Kalaupun ada yang zikir/fokus/meditasi dengan cara yang sulit ini (langsung menatap/melihat Tuhan), nampaknya kemampuan fokusnya sangat lemah (mungkin karena sulitnya MEMPERTAHANKAN fokus ke Yang Tak Berbentuk), lemahnya fokusnya mereka ditandai dengan ketidakmampuan menyadari non dualisme.
Sejauh pengalaman saya sebenarnya kita bisa fokus langsung melihat Tuhan, dengan menggunakan rasa yang diperkuat, caranya dengan setiap menyebut (contohnya) La ilaha ilallah (dalam hati/disuarakan pelan) disertai dengan keyakinan bahwa memang benar Tuhan seperti itu. Dan itu membuat kita bisa memadatkan pandangan/penglihatan kita ke Tuhan seterang seperti melihat objek lain yang berbentuk. Ini saya mengistilahkannya dengan melihat Tuhan dengan rasa yang diperkuat (dengan keyakinan).
Contoh sederhana, ketika kita dirundung sakit yang dalam, lalu kita meminta ampun mengiba-iba ke Tuhan, maka tanpa disadari kita sebenarnya telah mampu melihat Tuhan dengan jelas tanpa bentuk.
Tetapi sayangnya ketika, sedang dalam keadaan suka, mendadak kita hilang kemampuan melihat Tuhan, jadi nge-blur.
___
Tetapi sayangnya cara ini, memandang Tuhan (ketika sedang tidak dirundung duka) tidak populer. Itu sebabnya banyak orang yang tersembuhkan hanya ketika berdoa dan sedang dirundung duka. Terjadi ihsan yang kuat, komunikasi langsung, hati yang nyambung.
Kesan ihsan sangat kuat disitu, merasa ada Tuhan di depan, benar" seperti berdua-duaan.
Ihsan sendiri sebenarnya telah menegaskan dimungkinkannya sensasi melihat Tuhan secara langsung dengan jelas, sayangnya itu sering terjadi ketika kita berdoa karena dirundung duka yang dalam
Beda cara:
- melihat Tuhan dengan jelas karena begitu cemasnya berharap.
- melihat Tuhan dengan jelas karena begitu cintanya kepada Dia.
Cara kedua yang jarang dijumpai di kalangan meditasi Islam (penzikir), selain hanya kisah di buku-buku.
___
Bagaimana cara kita mengetahui adanya Tuhan, melalui filsafat atau melalui syahadah ?
- melalui filsafat, lalu menimbulkan keyakinan dan secara otomatis ihsan mudah muncul menjadi lebih kuat, karena rasanya terpengaruh oleh keyakinan
Konsep keyakinan ataupun keyakinan atau rasa yakin itu sendiri bukan Tuhan dan tetap ada selama fokus, hanya saja tidak menghilangkan sosok Tuhan di depan justru menguatkan, dan ajaibnya Tuhan yang tak berbentuk menjadi nampak jelas dalam penglihatan ihsan, ketika keyakinan juga diikutsertakan ketika fokus
Seberapa kuat/jelas Tuhan dalam penglihatan kita, bergantung dari seberapa kuat keyakinan kita
Bagaimana mengukur tingkat keyakinan kita? dengan melihat seberapa dalam keyakinan kita menusuk/menekan ulu hati lebih dalam lagi ketika sedang dalam proses menegaskan dengan yakin
Tidak setiap orang dapat melihat Tuhan (ihsan) tetapi tidak berarti hal itu sesuatu yang sulit atau malah dihindari, karena meditasi itu saja sudah sulit, mengapa menolak kesulitan seperti ini
Bagi saya jika ada cara terbaik maka tentu hasilnya lebih baik, dan tercerahkannya lebih baik, juga memahami rahasia"-Nya juga lebih luas & baik.
Tidak ada keharusan, saya cuma ingin berbagi untuk (siapa tahu) dapat bertemu mereka yang sepaham dan saling menguatkan.
@telegram Meditasi