At Tawheed

Seremonia
4 min readMay 17, 2020

Bagaimanakah Tuhan sebenarnya?

Perlu sekali memahami bagaimanakah Tuhan itu. Jika kita mampu melihat sejauh mungkin kebenaran Tawhid, dan semoga semakin nampak jelas batas-batas kebenaran-Nya. Dan semoga ini meningkatkan kesadaran kita, lalu semakin yakin kita dan menambah kepasrahan (kepercayaan diri) kepada-Nya.

ALLAH ITU ADA & TAK BERAWAL

ALLAH Itu Ada, Dia Maha Raja — Tuhan Seluruh Semesta Raya.

Dia Itu Ada Yang Tak Berawal

Segala ciptaan-Nya adalah berawal. Alam semesta juga berawal.

ALLAH ITU SATU YANG ESA

Dia Itu Tunggal Yang Tak Terbagi oleh Bagian-Bagian-Nya.

Dia Itu Tunggal yang tak dibatasi oleh bagian-bagian-Nya, tetapi tidak berarti Dia itu Tak Terbatas yang lalu merendahkan Dia dengan menuduh (menduga) bisa menjadi bagaimanapun yang rendah, karena ke-tak-terbatasan-Nya.

Dia bukanlah Tak Terbatas, tetapi Dia itu Tak Terbatas(i). Dia Tak Terbatasi oleh selain dari-Nya, tetapi Membatasi.

Tuhan Itu Maha Esa. Dia tidak hanya Satu tapi juga Yang Esa. Esa adalah Ketunggalan. Dia Itu Satu Yang Tunggal.

Ketunggalan menegaskan bahwa segala ciptaan-Nya tidak berada diluar Diri-Nya, tetapi bahwa segala ciptaan-Nya berada dalam Diri-Nya, Diliputi oleh-Nya, berada dalam Kekuasaan-Nya.

Tiada yang lain dari arah manapun terhadap Tuhan — Tiada sebelah atas/bawah/kiri/kanan/depan/belakang dari Tuhan — Tanpa (sekutu/teman/pendamping) — tiada tempat bersandar kecuali kepada-Nya — tiada tempat lain selain Diri-Nya.

Ketunggalan-Nya menegaskan bahwa Keadaan-Nya adalah sempurna di segala arah — tunggal.

Ini seperti jika kita melihat air dan minyak bercampur, lalu kita katakan “cairan minyak ini tidak berkuasa penuh atas keseluruhan kedudukan cairan — karena ada wilayah lain diduduki oleh air, atau cairan air ini tidak berkuasa penuh atas keseluruhan kedudukan cairan — karena ada wilayah lain diduduki oleh minyak”

Ketunggalan Tuhan menegaskan hanya Dia Yang Ada di (wilayah) Diri-Nya sendiri, sehingga Dia adalah Yang Maha Kuasa di (wilayah) Diri-Nya sendiri, sehingga Dia Berkuasa Mewujudkan Kehendak-Nya tanpa ada yang dapat menghalangi kecuali Dia sendiri.

ALLAH ITU TEMPAT BERGANTUNG

Tiada diciptakan melainkan Maha Pencipta. Semua ciptaan berasal dari Sifat-Nya — semua selain Dia adalah Sifat-Nya yang keluar dari Zat-Nya (bagai es keluar dari air) — tetapi es bukan air walau ada air pada es, melainkan hanya sebatas sifat yang bergantung pada-Nya — Zat Tunggal.

Semua bergantung kepada-Nya. Semua Sifat bergantung kepada Zat-Nya.

Dari Zat-Nya menampakkan Sifat-Nya, dan dari Sifat-Nya menampakkan Sifat-Nya yang lain. Sifat dalam Sifat — Sifat yang berlapis-lapis (bagai es adalah sifat dari air, dan bagai air adalah sifat dari partikel).

Segala selain dari-Nya selalu dalam penciptaan baru.

ALLAH TAK BERANAK & TAK DIPERANAKKAN

Tiada yang dapat bersatu dengan-Nya, melainkan hanya semakin dekat tanpa dapat lebih dekat lagi — yang jika semakin mendekat terus menerus, akan semakin mendekati sirnanya ciptaan-Nya.

Dekatnya kita kepada-Nya secara:

  • Syariat: melalui kepatuhan (penghambaan — rukun Islam & rukun Iman — amar ma’ruf nahi mungkar — kedermawanan dan lainnya) yang dilandasi kesadaran — keyakinan — kepasrahan kepada/karena Ke-Agungan-Nya
  • Tarikat: melalui usaha penyucian batin terus menerus menit demi menit, zikir ihsan — semuanya dilakukan dengan menggunakan metode penguasaan batin dengan sikap lahir & batin tenang
  • Hakekat: Istiqomah terhadap syariat & tariqat dengan niat mencari kebenaran Tuhan (karena tanpa niat yang benar tiada sampai pada-Nya), maka semoga tercapai perjumpaan dengan-Nya, sehingga nampaklah kebenaran Al Quran secara Haqqul Yaqin — tanpa terjebak memahami pengalaman Hakekat secara salah (salah-satunya menganggap bisa bersatu dengan Tuhan — ini tidak benar)
  • Ma’rifat: Tahapan dimana kita dapat berbicara dengan Tuhan. Tahapan ketika segala peri kehidupan kita, dididik/dibimbing oleh-Nya. Diperlukan adab yang benar dalam mensikapi keadaan ini, agar tidak salah langkah.

Syariat tanpa tariqat adalah ketidak-tulusan, tariqat tanpa hakekat adalah ketidak-sungguhan, hakekat tanpa ma’rifat adalah ketak-bijaksanaan

Tariqat, hakekat dan ma’rifat bukanlah hanya bagi orang tertentu, tetapi ini tuntutan Tawhid yang seharusnya — kepatuhan lahir & batin.

ALLAH MAHA TINGGI

Tiada yang setara dengan-Nya, karena selain dari-Nya hanyalah Sifat-Nya, sedangkan Dialah Zat Tunggal sumber segala sifat.

Maha Suci Dia. Kita hanya sifat-Nya.

Hanya Dia yang Nyata. Hanya Dia yang benar-benar Wujud.

Tiada Wujud selain dari-Nya. Selain dari-Nya hanya sifat-Nya. Hanya Dia yang nyata Wujud Zat-Nya.

Bagai air, kita hanya sifat-Nya. Tidak lebih nyata dari air. Lenyapnya es tidak meniadakan air, karena es hanya sifat air.

Kita tak berwujud, hanya (sifat-Nya yang) bergantung pada Wujud (Zat)-Nya. Wujud kita bergantung pada Wujud-Nya. Keberadaan kita bergantung dari Zat (Wujud)-Nya

Dia Itu Maha Tinggi, melampaui ciptaan-Nya, sehingga tidak dapat dihakimi dalam derajat ciptaan-Nya. Dia tidak baik dan Dia tidak buruk, melainkan Dia Itu Maha Benar

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet