Menurut kalian Tuhan itu terbatas/tak terbatas? Atau ini melibatkan kontradiksi?
Saya mencoba menjelaskan dari segi yang mendasar sehingga pemahaman ini diharapkan dapat melihat sejauh yang seharusnya tanpa dapat diutak atik.
Saya melihat dari term "tak terbatas" dan menggantinya dengan term yang lebih mendasar, yang tak dapat dipermainkan batas" pengertiannya ke arah yang salah.
Tak terbatas kita pecah secara atomik menjadi = tak+ter+batas
- batas = batasan
terbatas = dihalangi/dicegah oleh batasan
tak terbatas = tak dihalangi/tak dicegah oleh batasan
Tuhan tak terbatas:
- Tuhan tak dihalangi/tak dicegah
- Tuhan tak terbatas bukanlah berarti Tuhan bisa diluar batas yang justru merupakan kemustahilan, tetapi tetap dalam batas kesempurnaannya
- Tuhan tak terbatas bukan Tuhan yang bisa menciptakan tuhan yang lain
- Tuhan tak terbatas bukan tuhan yang bisa melampaui diri-Nya sendiri, tetapi Tuhan yang tak terbatas(i) oleh selain dari-Nya
Tuhan dapat berbuat apapun tanpa dapat dibatasi oleh kita = Tuhan tak bisa digagalkan oleh ciptaan-Nya
Manusia terbatasi oleh Tuhan, makhluk atau lainnya = Manusia dapat digagalkan oleh selain dari dirinya. Manusia dapat digagalkan karena manusia terbatas(i)
Tetapi kita juga tidak boleh menolak kenyataan bahwa Tuhan terbatas(i). Tanpa pengakuan ini justru membuat Pengagungan kita ke Tuhan menjadi berkurang.
Bagaimana bisa Tuhan tak terbatas(i) & terbatas(i) dan keduanya wajib diakui?
Tuhan terbatas(i) oleh makhluk-Nya? Salah , ini menjadi kontradiktif dengan Tuhan tak terbatas(i) makhluknya
Lalu bagaimana?
Tuhan terbatas(i) oleh diriNya sendiri dalam arti:
- Dia tidak bisa lebih melampaui Diri-Nya. Tuhan tidak bisa meniadakan Diri-Nya, karena kemana Tuhan menghilang? Ke Ketiadaan? Tidak! Ke Keberadaan? Berarti Dia masih ada.
- Tuhan juga terbatas(i) oleh keadaan Diri-Nya sendiri sehingga Dia tidak bisa menjadi lebih kecil dari ciptaan-Nya.
Tuhan terbatas sebenarnya menegaskan bahwa ketidaksanggupan melampaui Diri-Nya bukan kelemahan. Justru pertanyaan seperti: "dapatkah Tuhan menciptakan tuhan lain?” adalah kemustahilan dan bukan kelemahan Tuhan.
Disini perlunya memahami keterbatasan & ke-tak terbatasan Tuhan pada tempatnya agar pemahaman kita meluas sampai batas yang seharusnya, dan bukan malah membenarkan kemustahilan
Demikian pula manusia terbatasi oleh yang lain, tetapi juga manusia tak terbatas(i) oleh keadaan tertentu demi lancarnya proses kehidupan.
Saya terbatas(i) oleh aturan di grup ini, tetapi saya juga tak dibatas(i) untuk mengemukakan pendapat/kejanggalan.
Lalu seberapa pentingkah menyadari bahwa manusia adalah terbatas & tak terbatas(i)? Untuk apa?
Ini diperlukan ketika membahas tentang kebebasan manusia. Bahwa sebenarnya manusia tidak bebas sepenuhnya karena selalu dibatasi oleh lainnya, tetapi juga memberikan optimisme bahwa berarti kalau manusia ingin tak terbatas(i) , ingin memiliki kebebasan, maka kebebasan itu harus diartikan sebagai merubah keadaan dari satu keadaan yang membatas(i) menuju keadaan yang tak membatas(i).
Disini tuntas sudah konsep kebebasan pada manusia, sehingga tidak ada lagi yang mengatakan "saya tidak punya kebebasan karena manusia terbatas" melainkan ada kesempatan bagi manusia untuk tak terbatas(i) di lingkungan yang berbeda/sesuai.
Dikaitkan dengan Tuhan, menjadi rangkaian sebagai berikut:
Tuhan yang tak dibatasi oleh ciptaan-Nya, Tuhan yang membatasi manusia dari satu keadaan dan melepaskan manusia dari batasan/pengaruh kekuasaan dari yang lain (manusia jadi tidak dibatasi karena Tuhan), serta Tuhan yang terbatas(i) oleh DiriNya sendiri sehingga tetap terjaga Kesempurnaan-Nya sebagaimana Dia Apa Adanya
Jadi dengan pemahaman ini, tidak ada lagi yang bisa berdalih bahwa Tuhan bisa menjadi sesuatu yang mustahil. Tidak!
Juga tidak ada yg berkata bahwa jika Tuhan Maha Tak Terbatas berarti Tuhan bisa menjadi bukan Tuhan. Tidak! … Ingat Tuhan Tak Terbatasi oleh ciptaan-Nya. Dan Tuhan terbatasi oleh diri-Nya sendiri sebagai Tuhan sehingga sebagai diri-Nya sendiri Dia adalah Tuhan Yang Maha Berkuasa.
Disinilah mereka tidak bisa lagi memutar-mutar pemahaman dengan bermain kata bahwa:
- Tuhan itu terbatas sebagai diri-Nya sendiri, sehingga ciptaan-Nya terbatasi oleh-Nya, sedangkan Dia terbatas sebagai diri-Nya sendiri tanpa dapat menjadi selain dari Diri-Nya
- Dan tidak berarti Tuhan bisa dimustahilkan oleh ketakterbatasan-Nya yang tak terbatasi.