Zat Tuhan (Tak Terjangkau)

Seremonia
2 min readSep 6, 2019

--

Ada yang unik disini ketika saya mencoba menarik axioma sampai batas terdalam.

Ini seperti ketika kita bertanya, ada apa dibalik es? Air. Dibalik air? Atom. Lalu dibalik atom? Ada proton, elektron dan yang dianggap lebih kecil lagi, quarks, "string".

Dengan bantuan axioma saya mencoba menarik perenungan sampai tahap yang paling mendasar. Saya temukan bahwa ada kemendasaran yang sedemikian gelap. Yang sulit saya raba, secara bagaimanapun.

Pada titik yang paling mendasar dari sisi ilmiah, adalah string theory, atau mungkin masih bisa lebih dalam lagi.

Ketika axioma ditarik lebih dalam lagi, saya menemukan kegelapan. Benar" kegelapan, dimana di titik ini MENDADAK LOGIKA MENEMUKAN KEBUNTUAN.

Dan upaya secara apapun untuk meraih pengalaman terdalam, hanya menemukan BENTUK PALING MENDASAR sebagai bentuk axioma yaitu:

“tiada ujung yang membatasi sebagai awal & tiada ujung yang membatasi sebagai akhir" = dan INI MEMILIKI BENTUK AXIOMATIS SEBAGAI "LINGKARAN"

Benar" penelusuran axiomatis, hanya seperti menelusuri lingkaran. Tak terpegang oleh kita, misterius, gelap, kosong.

TUHAN MEMANG MAHA SUCI

Dari sisi realita (ilmiah) walau belum terbukti. Saya memastikan bahwa bagian terkecil dari materi bukanlah: atom, proton, elektron, quarks, atau bahkan "string" atau kemungkinan lainnya, melainkan:

bagian terkecil dari materi adalah kekosongan (ruang kosong)"

Jadi entah kapan, jika ditemukan alat physics yang mampu mendeteksi partikel terkecil, lebih kecil lagi, maka yang paling mendasar hanya menemukan kekosongan.

Sekali lagi, disini benar bahwa:

TUHAN MEMANG MAHA SUCI & TAK TERJANGKAU

Itu sebabnya, sedalam apapun derajat meditasi/perenungan kita ... tetap harus menjaga batas" yang tak dapat dilewati, bahwa kita tidak akan pernah mengenali secara logika atau secara bagaimanapun tentang, seperti apa/bagaimana Zat Tuhan itu, melainkan hanya berputar-putar dalam kekosongan.

--

--

Seremonia
Seremonia

No responses yet